SOROTMAKASSAR -- Gowa.
Imam Besar Jamaica Moeslim Center Amerika Serikat (USA), Ustad Dr H Shamsi Ali, Lc, MA kembali hadir di Kabupaten Gowa. Pada kesempatan itu dirinya hadir untuk mengisi ceramah peringatan Maulid Akbar 1441 Hijriah, yang digelar Kerukunan Keluarga Bulukumba Cabang Gowa (DPC-KKB Gowa), di Masjid Nurul Yusuf Andi Tonro Sungguminasa, Sabtu (04/01/2020).
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsa yang turut hadir pada kegiatan tersebut mengatakan kegiatan ini sangat baik untuk menjaga silaturahmi dan hubungan emosional antar daerah khususnya Kabupaten Gowa dan Bulukumba.
"Tentunya kami Pemerintah Kabupaten Gowa sangat berbahagia atas adanya KKB ini karena selain menjaga silaturahmi, juga Gowa dan Bulukumba tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya," ungkapnya.
Selain itu, dihadapan Ust Shamsi Ali, Adnan meembeberkan programnya ditahun 2020 ini salah satunya satu desa/kelurahan satu hafidz quran, dimana Pemkab Gowa telah bekerjasama dengan Ustadz Adi Hidayat dalam rangka menjadikan para imam dusun, desa/lurah sebagai imam penghafal quran.
Tak sampai disitu, pihaknya juga akan membangun rumah tahfidz yang nantinya akan ditempati bagi para calon penghafal quran untuk belajar menghafal.
Olehnya melalui kegiatan ini, Adnan berharap KKB Gowa dapat memberikan saran dan masukan untuk pembangunan Gowa yang lebih sejahtera dimasa yang akan datang.
Sementara itu, Ust Shamsi Ali dalam ceramahnya yang mengangkat tentang Nabi Muhammad SAW mengatakan, mempelajari sejarah rasulullah tidak hanya di rabiul awal tapi diwaktu kapan saja sebagai suri tauladan umat Islam. Sehingga meskipun bulan maulid telah lewat namun untuk mempelajari kisah Nabi Muhammad tidak mengenal waktu.
"Rasulullah adalah kunci keimanan, sehingga cinta kepada rasulullah merupakan kunci keimanan kita kepada Allah dan sebagai pembuka surganya Allah. Cinta yang dimaksud adalah bentuk ketakwaan dan pengorbanan kita, dengan mengikuti semua sunnah Rasulullah," ungkapnya.
Dijelaskan Ust Shamsi Ali yang juga pendiri pesantren pertama di Amerika, ada empat sunnah atau tauladan rasulullah yang harus diikuti.
Pertama meneladani rasulullah dalam urusan keimanan. Yang Dimaksudkan dengan Sunnah dalam urusan keimanan adalah menjadikan Rasulullah SAW sebagai tauladan dalam mewujudkan keimanannya dalam kehidupan nyata.
Bahwa keimanan Rasulullah bukan keimanan biasa yang umumnya merupakan pengakuan. Tapi dalam defenisi beliau SAW sendiri tertanam kokoh dalam hati dan dibuktikan oleh amal.
Kemudian, aspek kedua dari ketauladanan kita kepada baginda Rasul adalah aspek ritual atau ubudiyahnya. Bahwa dalam melakukan ibadah-ibadah ritual dalam Islam disyaratkan apa yang disebut 'tawqiifi'. Atau berhenti melakukan sesuatu secara ritual kecuali memang diperintahkan, baik melalui ayat-ayat Alqur'an maupun sunnah Rasulullah SAW.
"Memang secara umum, agama mengatur bahwa semua urusan ibadah ritual kita harus dilakukan dengan dua dasar. Yaitu niat yang benar dan mengikut kepada tatacara Rasulullah SAW dalam melakukannya. Sehingga menauladani Rasulullah SAW dalam melaksanakan ibadah ritual adalah sebuah keharusan. Selain kedua dasar itu maka ibadah-ibadah ritual yang dilaksanakan sunnahnya jelas tertolak," jelasnya.
Selanjutnya yang ketiga yakni meneladani dari karakter pribadinya atau akhlaknya. Dalam alquran jelas terlihat bahwa Rasulullah yang dipuji adalah kebaikan akhlaknya. Ketauladanan beliau dalam bentuk prilaku dan akhlak ini pulalah yang sesungguhnya menggoncang jiwa-jiwa manusia dan seluruh penjuru dunia. Tak terbilang mereka yang benci kepada beliau jatuh tersungkur di hadapan kebenaran Ilahi karena akhlak beliau.
"Dari masa ke masa kemuliaan akhlak Rasulullah menjadikan manusia terkagum-kagum seolah-olah melihat keindahan ajaran Allah di hadapan mata mereka. Dengan melihat akhlak Rasulullah manusia seakan menyaksikan Alqur'an berjalan. Karena memang karakter kemanusiaan atau akhlak beliau adalah perwujudan dari nilai-nilai tuntunan Alquran itu sendiri," tambahnya.
Sunnah keempat adalah sunnah-sunnah Rasul dalam kehidupan sosial dan publik. Pada sisi inilah banyak yang terlupakan atau diabaikan sengaja atau tidak oleh umatnya. Baik itu dikarenakan oleh ketidaktahuan ataupun karena kesalahan dalam memahami agama sebagai agama personal semata.
"Itulah sunnah-sunnahnya mencakup segala aspek hidup manusia untuk ditauladani. Muhammad SAW memang adalah manusia biasa. Tapi kemanusiaan beliau mencapai tingkatan kesempurnaannya. Karenanya menuntut kesadaran Umat untuk menauladani beliau juga secara sempurna dalam kehidupan," pungkasnya. (alfian)