SOROTMAKASSAR -- Selayar.
Setidaknya ada 7 (tujuh) siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Selayar yang dinyatakan lulus dan bebas tes Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2019.
Dua diantaranya di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yaitu Muhammad Yasin Sahdi pada jurusan Teknik Arsitek dan Nur Indah Friantini pada jurusan Sosial Ekonomi Perikanan.
Adapun yang memilih di Universitas Halu Oleo (Unhalu) Kendari, Sulawesi Tenggara, pada jurusan Teknik Pertambangan adalah Nur Arif Wibawa. Sedangkan Nur Rifdah memilih di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar pada jurusan Sistem Informasi.
Selebihnya, 3 orang memilih masuk di Universitas Negeri Makassar (UNM) masing-masing Harlyenda Ismayanti di jurusan Pendidikan Fisika, Rita Wahdini pada jurusan Administrasi Pendidikan dan Andi Ismawati pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah.
Demikian diungkapkan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Andi Ompo, S.Pd yang didampingi Kepala SMAN 2 Selayar, Drs Rusydi Syamsul, MM kepada media ini ketika ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (25/05/2019).
Selain itu ada juga 3 orang siswa yang memilih masuk di Politani Pangkep, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, yaitu Rismawati, Wahyu Ningsih dan Nur Aeni. Ketiganya berasal dari Kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 3.
Sementara yang dinyatakan lolos di Politekkes Makassar laporannya belum kami terima. Karena ada beberapa siswa yang direkomendasikan masuk di perguruan tinggi itu. Dan pengalaman selama ini rata-rata yang dinyatakan lulus diatas 3 orang.
"Sehingga jika didasarkan pada penerimaan mahasiswa khususnya yang bebas tes ke perguruan tinggi negeri seperti tahun lalu itu mengalami stagnan. Namun pada tahun sebelumnya siswa SMAN 2 Selayar yang lolos sebanyak 17 orang dan dua orang diantaranya bahkan dinyatakan lolos di Fakultas Kedokteran Unhas Makassar," imbuh Andi Ompo.
Dari 199 siswa yang mengikuti UNBK tahun 2019 ini, ada 8 (delapan) siswa yang dinyatakan belum berhasil atau tidak lulus. Dan berdasarkan analisis, kedelapan anak ini gagal melaksanakan UNBK akibat salah memilih teman dalam bergaul.
Alasannya setelah dilakukan kunjungan ke rumah orang tua siswa, ternyata anak yang dinilai belum berhasil ini rata-rata bergaul dengan anak yang tidak sekolah. Kehadirannyapun sangat jarang. Jangankan datang setiap hari untuk mengikuti proses belajar mengajar, ujiannya saja banyak yang tidak diikuti. Terutama yang ujian praktek.
"Sehingga setelah dirapatkan dengan Dewan Guru telah diputuskan untuk memberikan kesempatan kepada 8 siswa itu untuk memperbaiki nilai dan prestasinya," paparnya.
Untuk mengantisipasi kejadian ini Rusydi Syamsul menambahkan, akan memaksimalkan secara berkala tugas Bimbingan Konseling (BK) termasuk guru mata pelajaran untuk melaporkan kepada kepala sekolah mengenai temuan permasalahan terhadap anak didiknya.
"Disamping secara intens akan melakukan komunikasi dengan orang tua siswa. Selain itu perlu adanya pengawasan ketat terhadap anak saat sedang berada dirumah," ujarnya penuh harap.
Di sekolah kita telah berlakukan tata tertib ketika ada seorang siswa ditemukan membawa handphone kedalam ruang kelas maka kita sita dan tidak akan diberikan kecuali sudah tamat.
Olehnya itu kita berharap perhatian orang tua juga di rumah minimal sama pengawasan guru di sekolah. Sebab penggunaan handphone yang tak terkendalikan akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak.
"Terutama sekali penggunaan game online yang terkadang membuat anak tidak tidur hingga subuh hari. Dan ketika berada disekolah mereka sudah tidak bisa fokus menerima pelajaran karena sedang mengantuk," katanya. (M. Daeng Siudjung Nyulle)
