SOROTMAKASSAR -- Makassar
Audit mutu Program Studi (Prodi) periode Agustus hingga September 2019, yang dilaksanakan Tim Auditor Mutu Internal Universitas Muslim Indonesia (UMI) di tingkat Fakultas Teknik (FT), yang diketuai DR. Darwis Lannai, SE, sangat mendukung pelaksanaan kontrol secara internal di tiap Prodi. Karena, tujuan audit yakni membuktikan dokumen yang telah dikirim oleh setiap Prodi.
Hal tersebut dikemukakan DR. Ir. Kusno Kamil, Meng, selaku Pengendali Sistem Mutu Fakultas (PSMF). Diakui, masih banyak hal yang belum terekomendasi dari sistem mutu yang selama ini telah dijalankan.
Selama ini, katanya, ke empat prodi yang ada, masing-masing mempunyai sistem penjaminan mutu sendiri. Hanya, belum ada bentuk yang seragam. Sehingga, masing-masing prodi mengacu pada model, term, dan cara penyelesain masalah sendiri.
"Jadi,dengan adanya audit mutu internal ini, membantu kita untuk melihat celah sekaligus menseragamkan sistem. Maka nantinya diharapkan tidak ada lagi yang keluar dari standar yang telah ditetapkan oleh Dikti," tegasnya.
Kusno melanjutkan, seperti diketahui, di FT-UMI telah ada satu Prodi yang terakreditasi A yaitu Prodi Mesin, sedang tiga yang lainnya akan menyusul waktu dekat. Sebenarnya, ketiga prodi lainnya juga bisa mendapat akreditasi A. Tinggal melengkapi dokumentasi.
"Bila sudah lengkap nantinya, ketiga prodi itu akan siap. Ini akan menjadi budaya disetiap prodi untuk menjalankan sistem mutu dengan baik. Sehingga kapan pun akreditasi dilakukan, semua hal sudah siap dan bukan menjadi momok, demi memperoleh nlai akreditasi terbaik," ujarnya.
Maka, kata Kusno, semua masukan dari auditor, dijadikan referensi membuat struktur menjadi lebih baik. Selain itu, ini dapat menjadi kultur yang baik bagi tiap prodi. Sehingga tidak ada lagi masalah ketika akreditasi yang sebenarnya telah tiba waktunya.
Ditempat lain, Ketua Prodi Teknik Sipil FT-UMI, DR. Ir. Andi Alifuddin, ST, MT, mengatakan, Audit mutu sangat bagus untuk peningkatan kualitas pengelolaan program studi. Terlebih, mengacu nanti kepada akreditasi 4.0, yang kriterianya lebih ketat karena dilaksanakan sesuai dengan standar yang ada, terkhusus dalam proses dokumentasi.
Dikemukakan, di Prodi Teknik Sipil, tiga standar utama yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian, telah dimiliki, tinggal aplikasi dan penjabarannya.
"Apapun dokumen yang ada, harus terdomumentasi dengan baik, sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Segala proses yang dilakukan, itu harus terdokumentasi dengan baik," ungkapnya
Alifuddin menambahkan, pihaknya sangat apresiasi dengan adanya kegiatan audit mutu tersebut.
"Kami di Prodi Sipil, selalu mengedepankan koreksi. Apa yang dilakukan suatu prodi selama ini haruslah sesuai standar. Sebab bila hanya melakukan namun tidak sesuai standar, tidak akan ada artinya. Maka, kami tekankan kepada pihak auditor, bukan hasil akhir yang utama, tapi apakah yang saya perbuat ini sudah memenuhi standar. Karena bila hanya mengejar hasil, itu mudah saja, tetapi apa prosesnya sudah memenuhi standar atau tidak, itulah yang menentukan," terangnya. (zl)
