UMI Kukuhkan Dua Guru Besar Fakultas Teknik

SOROTMAKASSAR -- MAKASSAR

Universitas Muslim Indonesia kembali mengukuhkan 2 (dua) guru besar dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa di Auditorium Al Jibra UMI, Senin (05/06/2023). Kali ini kedua guru besar tersebut merupakan dosen dari Fakultas teknik, yakni Prof. Dr. Ar. Ir. Naidah Naing, ST, MT, MSi, IAI (prodi Teknik Arsitektur) dan Prof. Dr. Ir. Ratna Musa, MT (prodi Teknik Sipil).

Kegiatan penerimaan jabatan guru besar yang dilaksanakan secara hybrid ini, dihadiri Rektor UMI, Prof. Dr. H. Basri Modding, SE, MSi, selaku ketua senat UMI, Prof. Dr. H. Mansyur Ramli, SE, MSi, selaku ketua Dewan Guru Besar UMI, Kepala Lembaga Layanan DIKTI Wilayah IX Sulawesi, Dr. Drs. Andi Lukman, para Wakil Rektor UMI, Dekan FT UMI, Dr. Ir. H. Mukthar Thahir Syarkawi, MT, ATU beserta Wakil Dekan Fakuktas FT UMI, para Ketua Prodi, seluruh dosen dan karyawan Fakultas Tenik UMI, keluarga, kerabat, serta beberapa tamu undangan lainnga.

Prof. Dr. Ar. Ir. Naidah Naing, ST, MT, MSi, IAI dalam orasi ilmiahnya, berjudul 'Tektonika Rumah Mengapung: Arsitektur Air dengan Konsep Disaster Resilience', mengemukakan, rumah mengapung di danau Tempe Sulawesi Selatan merupakan satu-satunya rumah dan permukiman mengapung yang senantiasa berpindah-pindah lokasi berdasarkan musim angin dan ketinggian air. Sistem berpindah-pindah menjadikan rumah mengapung dibangun dengan sistem tektonika yang memungkinkan rumah mengapung tetap dapat bertahan (resilience) menghadapi berbagai bencana (disaster) di atas air. Ini menjadi pembeda dengan rumah mengapung lainnya di
dunia dan di Indonesia.

Kemudian, tektonika pada arsitektur merupakan metode pengolahan material dalam suatu sistem konstruksi bangunan yang menuntut adanya suatu keahlian dan keterampilan dalam mewujudkan suatu bentukan yang ekspresif dan estetik. Tektonika ini erat kaitannya dengan material, struktur dan kontruksi, sehingga tektonika dapat diartikan sebagai pengolahan sistem sambungan pada konstruksi sehingga meningkatkan ekspresi bangunan dengan menggunakan nilai seni.

Prof. Naidah menyatakan, hasil temuannya terkait tektonika rumah mengapung di Danau Tempe dengan membagi Tektonika berdasarkan tradisi membangun rumah mengapung dan tektonika berdasarkan disaster resilience meliputi tektonika konstruksi rakit, tektonika konstruksi rangka, tektonika konstruksi dinding dan tektonika konstruksi atap.

Disimpulkan, tektonika rumah mengapung di danau Tempe, berdasarkan tradisi membangun masyarakat suku Bugis, diwujudkan pada susunan struktur yang masih merefleksikan paham kosmologis orang Bugis dalam bermukim di atas air yaitu struktur rumah panggung yang merefleksikan tiga alam. Selain itu menggunakan pedoman bagian-bagian tubuh manusia dalam elemen-elemen konstruksi rangkanya. Namun Struktur bawah mengalami perubahan dengan penambahan massa rakit bambu agar dapat menahan beban rumah panggung di atasnya. Selain itu wujud tektonika rumah mengapung juga diciptakan untuk kebertahanan bencana (disaster resilience) saat bermukim di atas air.

Volume massa rumah dibuat lebih ringan dengan menyederhanakan struktur mulai dari struktur atap, struktur dinding, struktur lantai, volume rumah secara keseluruhan tidak membebani struktur rakit, agar rumah dapat mengapung dan mudah bergerak pada poros dan ringan berpindah dari satu tempat ke tempat lain di atas air. Pengurangan tinggi struktur tiang bawah agar rumah tidak mudah terbalik oleh angin kencang, serta penggunaan tiang tambatan di depan rumah dimana rumah dapat berputar sesuai arah angin, menciptakan struktur goyang yang tidak melawan angin, sehingga konstruksi lebih awet.

"Secara umum, struktur rumah mengapung terbukti memiliki disaster resilience di atas air," pungkas Prof. Naidah.

Di tempat yang sama, Prof. Dr. Ir. Ratna Musa, MT juga memaparkan orasi ilmiahnya yang berjudul 'Optimalisasi Pola Tana Sulawesi Selatan'. Dalam pemaparannya, Prof. Ratna mengungkapkan, pertumbuhan penduduk yang pesat berimplikasi pada peningkatan kebutuhan seperti perumahan, industri, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Ini menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan atau ruang, seperti ruang terbuka (RT) dan ruang terbuka hijau (RTH), kurangnya lahan resapan menyebabkan masalah genangan, ini terjadi karena menurunnya infiltrasi karena lahan tertutup, intensitas hujan yang tinggi dan kemiringan lahan pada suatu lokasi.

Mengatasi masalah genangan tersebut, maka perlu upaya untuk memperkecil koefisien aliran permukaan sehingga kapasitas infiltrasi lebih besar. Untuk memperkecil koefsien aliran permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan penutupan lahan (land cover) yang berwawasan lingkungan agar mempercepat resapan air hujan kedalam tanah dan memperlambat aliran permukaan. Penutup lahan yang digunakan berpengaruh terhadap besarnya koefisien aliran permukaan dan air yang tertahan pada permukaan. Adanya pengaruh penutup lahan, intensitas hujan dan kemiringan lahan, dapat mempengaruhi nilai koefisien aliran permukaan menjadi besar ataupun kecil.

Kabupaten Barru memiliki beberapa Daerah Irigasi salah satunya adalah Daerah Irigasi Kiru-Kiru. Pada daerah ini musim hujan berlangsung pada bulan Oktober hingga bulan April, sedangkan musim kemarau dari bulan April hingga bulan September. Ketersediaan air melimpah pada saat musim penghujan, Namun saat musim kemarau ketersediaan air berkurang sehingga tidak cukup untuk mengairi lahan persawahan sehingga produktifitas pertanian berkurang.

"Untuk meningkatkan hasil pertanian per satuan luas adalah dengan menyediakan air irigasi yang baik dan mengatur metode penanaman yang lebih ideal. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut, dengan optimalisasi pola tanam, sehingga perlu dilakukan perencanaan pemanfaatan persediaan air dengan cermat sehingga diperoleh keuntungan maksimal dari ketersediaan air yang ada yang sesuai fungsinya," jelasnya.

Dan berdasarkan data dan hasil analisa dari kajian dan eksperimen penelitian yang terkait, dapat disimpulkan bahwa pola tanam yang sesuai dengan kondisi Daerah Irigasi Kiru-Kiru adalah pola tanam padi-padi-palawija. (zl)

Top Hit

Politik

Pendidikan

Seputar Sulawesi

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN