SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Universitas Muslim Indonesia (UMI), akan berupaya mengimplementasikan secara maksimal seluruh bentuk kegiatan yang terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Hal ini disampaikan Wakil Rektor I UMI, Dr. Ir. H. Hanafi Asaad, MT, saat membuka kegiatan sosialisasi MBKM di Aula Fakultas Teknik UMI, Rabu (07/07/2021).
Dalam Sambutannya, Hanafi Asaad didampingi Dekan Fakultas Teknik UMI, Dr. Ir. H. Mukhtar Thahir Syarkawi, MT, menyampaikan, sebenarnya institusi UMI telah melakukan persiapan-persiapan secara formal sejak tahun 2020 lalu. Namun bentuk implementasi kegiatan itu telah ada setahun sebelumnya, yakni tahun 2019, lewat kerjasama antara UMI dengan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) yang merupakan forum bagi seluruh perusahaan milik negara (BUMN) pada Departemen Sumber Daya Manusia.
"Jadi, seluruh BUMN di bidang Departement Sumber Daya Manusia, membuat sebuah forum bernama FHCI, dengan bentuk kegiatan bernama Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB). Pada program ini, dari tahun ke tahun, UMI konsisten mengikuti kegiatan PMMB utamanya di dua BUMN yaitu PT Semen Tonasa dan PT Pelindo IV. Dari kedua BUMN ini, jatah UMI itu tidak kalah dengan jatah perguruan tinggi negeri, bahkan selalu sama, beda dengan PTS lainnya," ungkapnya.
Selanjutnya, Wakil Rektor I menjelaskan, tujuan utama MBKM adalah bagaimana mempersiapkan calon lulusan, agar cepat terserap di dunia kerja maupun dunia usaha.
"Di dalam bahasa Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, masa tunggu lulusan kurang dari enam bulan. Jadi bagaimana agar lulusan UMI, masa tunggunya untuk mendapatkan pekerjaan kurang dari enam bulan. Inilah harapan dari program MBKM," tegasnya.
Yang tidak kalah pentingnya, kata Hanafi Asaad, melalui program MBKM, maka seluruh prodi bisa melakukan instrospesi diri. Bentuk introspeksi dirinya itu adalah melakukan penyesuaian kurikulum. Artinya, paling tidak, tuntutan capaian pembelajaran di mata kuliah, dapat selaras dengan program ini.
Program MBKM ini tidak akan terlaksana bila tidak didasari dengan kerjasama, atau berbasis kerjasama. Kerjasama bisa dibangun atas inisiasi Universitas, bisa juga dibangun atas inisiasi fakultas.
"Mulai dari kerjasama dengan Perguruan Tinggi lain dalam rangka pertukaran pelajar, industri untuk magang mahasiswa, Pemerintah Daerah agar mahasiswa berpeluang melakukan kegiatan sosial, atau ke pusat-pusat riset dan penelitian agar mahasiswa berpeluang melakukan penelitian mandiri, hingga di bidang kewirausahaan," jelasnya.
"Apalagi KKN, ini sudah jelas karena UMI memiliki sejumlah desa binaan tidak perlu lagi dikerjasamakan, tinggal melakukan komunikasi,"
Hanafi Asaad, memaparkan, secara garis besar, bentuk kegiatan MBKM secara nasional yang diinisiasi pemerintah, ada delapan bentuk kegiatan. Selain itu, Pemerintah juga memberi ruang untuk perguruan tinggi untuk menginisiasi bentuk kegiatan lain, sebagai bagian dari kegiatan MBKM.
Di sini, lanjutnya, sejalan dengan Peraturan Rektor UMI, telah ada empat bentuk kegiatan yang diterapkan, yakni, kegiatan kewirausahaan, kemampuan IT, kepemimpinan, kemampuan berbahasa asing. Dan masing-masing kegiatan, memiliki sentra atau pusat kegiatan. Maka, seluruh Prodi perlu menyiapkan mata kuliah terkait MBKM yang diinisiasi UMI.
"Yang pasti, tidak ada kata tidak, semester ganjil TA 2021/2022 mendatang, program MBKM sudah harus berjalan di UMI. Dan pihak uniiversitas, akan ikut memantau, sehingga nanti akan terjalin sinergitas antara universitas, fakultas hingga ke unit. Dan perlu ditekankan, program MBKM bukan merupakan kewajiban, tapi pilihan. Jadi, bila mahasiswa telah memilih jalur MBKM, harus konsisten melaksanakannya," tandasnya. (ktu/zl)
