Sebelum pecah Perang Dunia Kedua (1945) rekaman lagu Ho Eng Dji berhasil terjual sebanyak 20 ribu keping yang pemasarannya tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Malaysia dan Singapura. Lagu Ciptaannya yang populer hingga saat ini adalah adalah ATI RAjA, Sailong, Dendang-dendang, Amma Ciang dan lain sebagainya.
Sebagai manusia HED memiliki perjalanan hidup yang dinamis dengan berbagai lika-liku kehidupan. Ia berulang kali bekerja dalam bidang perdagangan tetapi pilihan hidupnya kemudiaan adalah bermain musik hingga akhir hayatnya. Meskipun ia tidak punya pendapatan tetap tetapi ia tidak pernah benar-benar melarat dan kesulitan dalam hal ekonomi.
Kehidupan asmaranya diwarnai oleh beberapa orang gadis yang bembuat hatinya berbunga-bunga meskipun pada akhirnya ia harus mengalami kekecewaan yang berulang. Meskipun pada akhirnya Dewa Asmara mempertemukannya dengan seorang perempuan yang telah pernah berumah tangga dan memiliki tiga orang anak.
Usai menyaksikan Film Ati Raja, Prof. Dr. Abdul Rahman Mus, SE, M.Si saat awak media menanyakan soal film tersebut mengatakan saya melihat film tadi sangat luar biasa. Karena mengangkat persoalan budaya Bugis-Makassar. Ati Raja sangat popular di Bugis-Makassar dan patut membesarkan budaya kita.
“Dari segi dialeg, mungkin kalau kita di Sulsel hal ini tidak jadi masalah. Tapi kalau skala nasional perlu sedikit nuansa-nuansa, meskipun hal ini sudah lama mengakar di budaya kita, akan tetapi perlu ada sentuhan-sentuhan yang lebih menasional,” pungkas Prof. Abdul Rahman sedikit mengkritisi Film Ati Raja. (rk)