Oleh : Rachim Kallo.
Pria ini bernama Ridwan Aco, panggilan akrabnya Aco White. Tahun 1987 mulai aktif berkesenian di Sanggar Merah Putih Makassar. Aco di bawah arahan koreografer Andi Abubakar Hamid.
Geliat kesenian era 80-an dan 90'an kala itu lagi marak. Baik Teater, Tari, Musik dan Perupa. Aco terus mengasah diri dengan terus belajar. Dan yang paling giat dilakukan olah tubuh.
Beberapa karya Andi Abubakar Hamid kala itu tidak luput dari peran Aco sebagai penarinya. Misalnya, Tari Tomepare yang monumental hingga kini masih sering ditarikan oleh beberapa group kesenian.
Seiring berjalannya waktu, latihan demi latihan dijalaninya, dengan bekal kemampuan dan kepercayaan diri baik sebagai penari berubah menjadi koreografer.
Predikat koreografer yang disandangnya itu membentuk Aco Dance Company yang didirikan tahun 1994 di Makassar oleh koreografer Ridwan Aco.
Aco Dance Company adalah sebuah laboratorium dan riset. Sebagai ruang proses kreatif, Aco fokus dan berkonsentrasi pada kekuatan seni tradisi Sulawesi Selatan, terutama pada aspek gerak tarinya. Tarian tradisi Bugis-Makassar dijadikan titik berangkat untuk menghasilkan karya seni yang membumi.
Sejak berdiri telah aktif terlibat dan berpartisipasi dalam pertunjukan tari baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Menurut Ridwan Aco, kami hanya orang biasa bukan siapa-siapa dan masih belajar dan terus seperti itu, kami belum melakukan apa-apa.
"Saya pribadi bangga ketemu mereka bersama adik-adik yang punya spirit untuk belajar. Belajar tentang kenapa kita harus menari. Kenapa kita harus bicara tubuh dan sejarah tentang tubuh," kata Ridwan Aco ke adik didiknya.
Lalu Aco menambahkan, hidup itu punya cerita sepeti manusia punya memory. Tubuh punya sejarah, tentang bagaimana tubuh menemani kita di perjalanan kehidupan ini.
"Mari terus belajar dan belajar jangan pernah merasa dirimu besar meski orang-orang mengatakan itu. Ingat, kita bukan siapa-siapa," pungkas Ridwan Aco di sela-sela memberikan workshop class tari di SMPS. (*)
