Oleh : Ahmadi Asri.
Masa remaja adalah masa di mana seorang anak bisa mendapatkan jati dirinya. Bermain game, berkumpul bersama teman, bahkan bercengkrama dengan lawan jenis adalah bagian yang tak terpisahkan di masa ini.
Namun, semua momen indah dimasa puber tersebut tak semua anak bisa menikmatinya. Salah satunya adalah Fikram. Bocah yang satu ini harus melewatkan masa indah remajanya untuk berjualan Lombok keliling.
Berjualan lombok adalah pekerjaan yang ditekuni Fikram sejak satu tahun terakhir. Berawal dari ajakan teman. Fikram mulai berjualan lombok dengan berjalan kaki mengelilingi Kota Makassar.
Biasanya, Fikram menjajakan jualannya bersama dua orang temannya. Upah yang diterima bervariasi tergantung dari jumlah bingkisan lombok yang laku. Untuk satu bungkus lombok dijual Rp 5.000.
Saat ditemui penulis, anak dengan hobi bermain bola tersebut mengungkapkan upah yang terima berkisar Rp 40.000 sampai Rp 50.000 setiap harinya.
“Biasanya dapat ka' Rp 40.000 sampai Rp 50.000 kak tergantung banyaknya yang laku. Tiga orang ka' jalan kaki keliling Makassar,” ucap Fikram kepada penulis di Jln Bangkit Raya, Kota Makassar, Senin (24/06/2019).
Dengan statusnya yang masih duduk di bangku SMP, berjualan lombok keliling kota setiap hari, tak membuat Fikram merasa malu bahkan minder terhadap teman-temannya.
Baginya, membantu meringankan beban keluarga adalah sebuah kewajiban. Atau bentuk kepatuhan anak terhadap kedua orang tuanya.
Memiliki kedua orang tua dengan bermata pencaharian sebagai buruh bangunan, tak membuat siswa SMPN 40 Makassar tersebut mengeluh dan berputus asa mengejar cita-citanya.
Cita-cita mulia yang di diimpikan Fikram adalah menjadi seorang prajurit TNI. Menjadi bagian dari TNI, ia berharap bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya dan membanggakannya.
“Mau ka' jadi Tentara saya. Supaya bisa kubanggakan orang tuaku dan bisa kuangkat derajatnya,” tegas Fikram. (***)