Oleh : Rachim Kallo
RANGKAIAN kegiatan yang dilaksanakan Lembaga Pengembangan Seni Dan Kebudayaan Sulawesi Selatan (LAPAKKSS), di hari Selasa (29/12/2020) lalu, diantaranya pemberian piagam penghargaan atas dedikasi almarhum Andi Yayath Pangerang (biasa disapa YP) semasa hidupnya.
"Atas kesepakatan Pengurus Lapakkss akan memberikan penghargaan pada saudara Andi Yayath Pangerang sebagai penggerak seni dan budaya di Sulawesi Selatan. Dan almarhum pun tercatat sebagai salah satu penggerak peringatan perumusan Hari Jadi Sulawesi Selatan,” Kata Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM, Ketua Umum Lapakkss saat memberikan sambutan.
Perwakilan dari keluarga Almarhum YP di wakili Edwar Anwar saat menerima piagam penghargaan yang disaksikan Istri Almarhum (Dewi) lewat virtual aplikasi zoom. Baik Edwar anwar maupun istri almarhum tak dapat membendung air mata, haru kesedihan terlihat.
“Terimakasih Kak Ajiep atas penghargaan ini,” ucap Edwar sembari mengenang almarhum dengan percakapannya handphone ketika beberapa minggu sebelum almarhum di rujuk dari Malili ke Makassar. Kalimat yang tak bisa terlupakan, "Tunggu saya di Makassar”.
Di Lantai 2 Red Corner Café, Jalan Yusuf Daeng Ngawing Kota Makassar, dihadapan Ketua Lapakks Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM, Wakil Rektor II Universitas Negeri Makassar, Prof. Dr. Karta Jayadi, Rusdin Tompo, Cptoning, Basri B. Sila, Goenawan Monoharto, Dr. Nurlina Syahril dan beberapa seniman dan budayawan yang hadir, Yudhistira Sukatanya yang dikenal sahabat almarhum YP, membacakan testimoni untuk Andi Yayath Pangerang.
“Apakah Almarhum Andi Yayath Pangerang orang Baik?,” Tanya Yudhistira kepada para tamu yang hadir di siang itu. Spontan terdengar dari audience “Benar, Dia orang baik”.
Yudhistira Sukatanya yang juga Ketua Harian Lapakks memulai membacakan rangkuman testimony dari beberapa teman dekat Almarhum YP. Lalu Kak Yudhi begitu sapaan akrabnya memulai.
Andi Yayath Pangerang adalah sosok seorang pekerja ulet, giat mengajak orang melihat kemungkinan-kemungkinan baik bagi masa depan, terutama untuk masyarakat. “Dan itu mulia semulia-mulianya, bahkan meski sejak berwujud niat ataupun gagasan hingga menjadi aksi-Begitu kesaksian Ilham Anwar dalam surat terbukanya di media sosial.
Ia penggagas utama Koperasi Harmonie Makassar yang di dirikan 28 Februari 2005 di Gedung Kesenian Makassar, Jalan Riburane No. 15. Kenang Rachim Kallo. Sejak dulu, Kak Yayath sungguh prihatin seiring makin merebaknya kapitilisme di negeri yang sejatinya berkultur ekonomi “gotong royong”.
Yayath salah satu inisiator berdirinya Dewan Kesenian Sulawesi Selatan (DKSS) bersama Almarhum Udhin Palisuri dan kawan-kawan. Opu Yayath yang ditugasi sebagai sekretaris, meyakini DKSS dapat menjadi lokomotif penggerak kegiatan seni budaya-Kata Goenawan Monoharto.
“Kanda Opu selalu melibatkan saya dan kawan-kawan saat menggelar kegiatan kesenian kebudayaan seperti Kemah Seni dan Pasar Rakyat di Taman Miniatur Sulawesi Selatan, di cagar budaya Benteng Somba Opu. Dalam kesempatan itu, Ia berhasil mendatangkan seorang ekonomi Universitas Gajah Mada yang dikenal sebagai penggagas “Ekonomi Pancasila” Prof. Dr. Moebyarto (alm.), menjadi pembicara utama dalam seminar yang menyertai event itu. Ia pula yang menyelenggarakan kegiatan “Festival Tari se Sulawesi” di KNPI Sudiang dan Festival Tari Sulawesi Selatan di Benteng Ujungpandang,” ungkap Sendi Alsa dan Bahar Merdhu yang sering mendapinginya dalam berbagai event. (bersambung).