SOROTMAKASSAR -- Makassar
Festival Aksara Lontaraq 2020 merupakan sebuah gerakan bersama dengan leading sektor Dinas Pendidikan dan Kearsipan Sulsel. Hal ini disampaikan panitia festival Andi Ina Kartika, SH, MSi, di gedung DPRD Sulsel, Jl. Urip Sumoharjo, Makassar, Senin, (22/06/2020), seusai audens dengan Ketua DPRD Sulsel.
Saat menerima audensi Panita Festival Lontaraq 2020, Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Andi Ina Kartika, SH, MSi mengatakan, aksara lontaraq, yang merupakan aksara khas masyarakat Sulsel, bisa diusulkan untuk jadi Program Legislasi Daerah (prolegda). Dengan catatan, perlu pengkajian mendalam dan melibatkan berbagai kalangan supaya naskah akademik yang dihasilkan, layak dibahas menjadi Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda).
"Perlu dibuatkan naskah akademik yang bagus, jangan sekadarnya saja, sehingga jika menjadi perda akan efektif diterapkan," pesan Andi Ina Kartika.
Bahkan, menurut perempuan pertama yang jadi Ketua DPRD Sulsel itu, aksara lontaraq ini bisa jadi Ranperda inisiatif DPRD melalui Komisi E yang membidangi kesejahteraan rakyat. Mitra kerja Komisi E, antara lain Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dan Dinas Pendidikan.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin ini menaruh perhatian terhadap lontaraq, karena banyak arsip lontaraq justru berada di Belanda. Ia juga prihatin ketika mengetahui, pengajaran lontaraq di sekolah-sekolah bukan merupakan pembelajaran wajib dengan berbagai alasan.
"Perlu ada kebijakan sebagai dasar hukun yang nanti bisa jadi rujukan pembelajaran dan penerapan aksara lontaraq," imbuhnya.
Festival Aksara Lontaraq 2020, yang diketuai Upi Asmaradhana, di dampingi Syahruddin Umar dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel, serta Rusdin Tompo dan Idwar Anwar, yang keduanya penulis dan penggiat literasi. Selain itu, ada pula sejumlah tokoh yang memainkan peran penting dalam kegiatan ini, seperti Prof. Dr. Nurhayati Rahman, sebagai Ketua Dewan Pengarah Festival Aksara Lontaraq 2020, seniman Yudisthira Sukatanya, dan penggerak perpustakaan lorong, Bachtiar Adnan Kusuma.
Selaku ketua, Upi Asmaradhana menyampaikan, ada banyak pihak terlibat, mulai dari seniman, budayawan, akademisi, penggiat literasi, dan mereka yang peduli terhadap pentingnya menyelamatkan dan mengaktualisasikan aksara lontaraq agar tidak punah.
Disampaikan pula, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Moh. Hasan Sijaya, SH, MH, bertekad menjadikan Festival Aksara Lontaraq ini sebagai agenda tahunan yang ikonik.
"Festival ini merupakan gotong royong kebudayaan bagi kemajuan peradaban Sulsel dan Indonesia," jelas Founder dan CEO KGINetwork.
Demi kelancaran acara peluncuran yang akan dilakukan pada Kamis, 25 Juni 2020, sekaligus menandai dimulainya rangkaian kegiatan Festival Aksara Lontaraq 2020, hari ini, Selasa (23/06/2020), diadakan gladi bersih di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Susel.
Saat launching virtual nanti akan tampil sejumlah pembicara, diantaranya, Prof. Dr. H. M. Nurdin Abdullah, MAgr (Gubernur Sulsel), Andi Ina Kartika, SH., M.Si (Ketua DPRD Sulsel), Drs. Muhammad Syarief Bando, MM (Kepala Perpustakaan Nasional RI), Moh. Hasan Sijaya, SH., MH (Kepala Dinas Perpustkaan dan Kearsipan Sulsel), Prof. Dr. Nurhayati Rahman (Pakar Filologi dan Naskah La Galigo) dan Upi Asmaradhana (Founder dan CEO KGINetwork).
Tampil juga tiga pembicara internasional, masing-masing Sharyn Graham Davies, Ph.D (Associate Professor Sekolah Bahasa dan Ilmu Sosial, Universitas Teknologi Auckland, Selandia Baru), Alwi bin Daud, MA, cand. Ph.D (University Malaya, Malasyia) dan Dr. Kathryn Wellen (Researchers di KITLV Leiden University, Belanda).
Setelah peluncuran, akan ada kegiatan Lomba literasi Aksara mulai tingkat SD hingga perguruan tinggi, termasuk masyarakat umum. Juga Tudang Sipulung dan Seminar Internasional Aksara Lontaraq, tanggal 29 Agustus 2020, yang rencananya akan menelorkan rekomendasi penting, yakni penetapan Hari Lontaraq dan butir-butir pemikiran yang bakal dijadikan rujukan kebijakan terkait aksara lontaraq. Selain itu akan ada Malam Anugerah Kebudayaan pada Puncak Acara Festival Aksara Lontaraq. (rk)