'Waisak From Home' Ditengah Pandemi Covid-19


Oleh : Miguel Dharmadjie, ST, CPS®️

SAAT ini masyarakat dunia sedang dalam kondisi yang tidak mudah dan sulit karena wabah Corona Virus Disease (Covid-19) telah menyebar ke 213 negara.
Miguel Dharmadjie

Keadaan yang sulit ini juga dialami dan dirasakan oleh negara kita tercinta yang hingga kini masih dalam masa tanggap darurat penanganan wabah Covid-19.

Untuk menanggulangi pandemi global yang sudah menjadi bencana kemanusiaan ini, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Berdiam di Rumah (Stay at Home) untuk menjaga kesehatan bersama dengan menjaga jarak fisik dan melakukan aktifitas sehari-hari di rumah, yaitu : bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah di rumah.

Dalam kaitannya dengan Berdiam di Rumah kita sudah familiar dengan kata Work From Home (WFH) yaitu bekerja di rumah.

Bagi umat Buddha Indonesia, WFH dapat pula diartikan sebagai 'Waisak From Home' pada peringatan Hari Trisuci Waisak 2564 BE/2020 ditengah pandemi Covid-19.

'Waisak From Home' adalah Puja Bakti Trisuci Waisak 2564 BE/2020 yang jatuh pada Kamis (07/05/2020) pukul 18.44.51 WITA (Detik-Detik Waisak 2564 BE) yang diperingati umat Buddha Indonesia secara daring karena wabah Covid-19.

Bagi umat Buddha ada dua macam cara merayakan Waisak. Pertama, Amisa Puja (Puja dengan benda). Berupa, menghias altar di rumah atau Vihara, mempersembahkan pelita, dupa, dan bunga di depan Buddharupa, melakukan puja bakti dengan bernamaskara dan membaca paritta.

Kedua, Patipatti Puja (Puja dengan praktik Dhamma). Berupa, berdana kepada orang tua, guru, dan mereka yang sedang memerlukan pertolongan, melaksanakan latihan 8 sila dan melatih meditasi. Semua ini dilakukan pada hari purnama Waisak atau bahkan sudah mulai dilakukan beberapa hari menjelang purnama.

Cara yang kedua ini tidak harus dilakukan di Vihara, bisa di tempat yang sesuai di manapun. Tidak memerlukan altar, pelita, lilin, ataupun bunga. Kedua cara puja tersebut memberikan manfaat, tetapi cara yang kedua lebih tinggi nilainya daripada yang pertama.

Ini berarti bahwa kita hendaknya dapat menggunakan kesempatan merayakan 'Waisak From Home' dengan banyak berbuat baik dan mempraktikkan Dhamma.

Pelaksanaan Puja Bakti Trisuci Waisak 2564 BE diadakan di rumah masing-masing sebagai dukungan atas imbauan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran wabah Covid-19 yang telah ditetapkan sebagai Bencana Nasional.

Puja Bakti dan Meditasi Detik-Detik Waisak 2564 BE diperingati umat Buddha Indonesia dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan media sosial, seperti : Youtube, Facebook dan Instagram yang menayangkan live streaming dari berbagai Vihara di Tanah Air.

Hari Trisuci Waisak adalah Tahun Baru Buddhis dan sebagai hari Buddha yang memperingati tiga peristiwa agung berkenaan kehidupan Sang Buddha Gotama yang terjadi dalam bulan Visakha, yaitu : Kelahiran Pangeran Siddhartha Gotama di Taman Lumbini (623 SM), Petapa Gotama mencapai keBuddhaan dan menjadi Sang Buddha di Bodh Gaya (588 SM) dan Sang Buddha Gotama Mangkat atau ber-Parinibbana (543 SM).

Ketiga peristiwa agung tersebut terjadi pada hari yang sama, yaitu : hari purnama raya di bulan Waisak dengan tahun yang berbeda-beda. Ketiga peristiwa agung ini menjadi momentum penting bagi umat Buddha untuk menghayati ajaran Kebenaran Dhamma sebagai sumber pencerahan batin.

Sehubungan Hari Trisuci Waisak 2564 BE/2020, Sanghapamokkha Sangha Theravada Indonesia, YM. Sri Pannavaro, Mahathera memberikan Pesan Dhamma yang berisi tiga pesan Guru Agung Buddha Gotama untuk menghadapi penderitaan, yaitu :

Jangan berbuat buruk. Menjaga diri adalah tanggung jawab moral semua orang. Untuk itu setiap orang hendaknya mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan ceroboh yang dapat membuat penderitaan bagi makhluk lain, orang lain dan dirinya sendiri.

Banyaklah melakukan kebajikan karena kebajikan itu menenteramkan hati. Kebajikan hendaknya dapat dilakukan dengan ketulusan hati dan tanpa pamrih.

Dan, siaplah menerima perubahan. Perubahan adalah corak dan hakikat yang tidak mungkin dihindari. Kita harus menerima perubahan karena kita tidak bisa menghentikan perubahan.

Dikaitkan dengan kondisi masa pandemi seperti saat ini, umat Buddha Indonesia hendaknya meningkatkan kepedulian dan gotong royong dalam menghadapi wabah Covid-19.

Peduli kepada yang menderita, menolong mereka yang membutuhkan, saling mengasihi, saling menjaga dan saling membantu meringankan penderitaan mereka yang terdampak bukan hanya pilihan, tetapi keniscayaan. Karena kita tidak dapat hidup sendiri, tetapi hidup kita bergantung pada orang lain.

Cinta kasih, kasih sayang dan gotong royong adalah bentuk Puja dengan praktik Dhamma sebagai wujud persaudaraan dan kepedulian kepada sesama.

Marilah kita bersama-sama dan bersatu padu dengan seluruh komponen anak bangsa mengembangkan cinta kasih, kasih sayang, dan gotong royong untuk memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19. Semoga negara kita tercinta dapat cepat melewati kondisi yang tidak mudah dan sulit ini.

Selamat Hari Trisuci Waisak 2564 BE/2020. Semoga berkah Waisak membawa kebahagiaan bagi semua makhluk. Semoga semua makhluk berbahagia. (*)

Catatan : Penulis adalah Penyuluh Agama Buddha Non PNS Provinsi Sulsel, dan Member of IPSA (Indonesian Professional Speakers Association).
 

Top Hit

Politik

Pendidikan

Seputar Sulawesi

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN