Selayar Menuju KIPT di Indonesia

SOROT MAKASSAR -- Kepulauan Selayar. Pembangunan Kawasan Industri Perikanan Terpadu (KIPT) menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Ir Makkawaru adalah merupakan salah satu program strategis dan prioritas HM Basli Ali-H Zainuddin selaku Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Selayar masa bhakti 2016-2021.

Makkawaru menjelaskan, KIPT merupakan pusat bisnis perikanan terpadu yang dimulai dari pengolahan dan penyediaan bahan baku perikanan dalam pengembangan dan pengintegrasian proses bisnis yang bergerak dibidang perikanan yang berbasis masyarakat secara berkelanjutan melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan. Termasuk penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelembagaan usaha yang berbasis kawasan.

Untuk mendukung program strategis ini maka dibutuhkan adanya kawasan inti yang akan berfungsi sebagai pusat kegiatan bisnis perikanan yang meliputi penanganan, pengolahan, pelayanan dan distribusi hasil dari produk perikanan. Kawasan yang ditetapkan sebagai lokus sentra ditempatkan di Pattumbukang. Pertimbangannya karena Pattumbukang merupakan jalur transportasi antar propinsi yaitu Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan mendukung distribusi logistik perikanan disamping lokasinya relatif dekat dengan pulau-pulau yang membutuhkan dukungan bagi nelayan seperti es balok, bahan bakar, logistik termasuk penjualan hasil tangkapan.

Sedangkan kawasan alternatif sambung Makkawaru, ditetapkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bonehalang Benteng. Salah satu pertimbangannya karena dikawasan ini telah dibangun berbagai sarana dan fasilitas pendukung kegiatan perikanan. Diantaranya sarana air bersih, instalasi listrik, serta sarana penunjang pabrik es dan mesin gudang penyimpanan es.

Untuk mewujudkan Selayar sebagai KIPT, Pemda setempat juga telah melakukan kajian studi kelayakan lokasi pembangunan kawasan sentra bisnis perikanan terpadu pada tahun 2017 dengan merekomendasikan Kampung Hangkoang yang terletak dipesisir timur Pulau Selayar tepatnya di Desa Lowa Kecamatan Bontosikuyu. Kawasan ini dipilih karena memiliki potensi lokasi pengembangan sekitar 51 ha daratan dan 57 ha perairan laut. Dokumen pengadaan tanahnya telah disiapkan termasuk penyiapan penetapan lokasinya melalui Keputusan Bupati Kepulauan Selayar, HM Basli Ali.

Ditambahkan Makkawaru, untuk pemasaran hasil produk Pemda Kepulauan Selayar telah melakukan Memorandum of Understand (MoU) dengan beberapa perusahaan. Diantaranya PT Perikanan Nusantara pada 21 Maret 2017 untuk pengembangan sistem bisnis perikanan. PT Perikanan Indonesia mengenai pembinaan usaha bidang pengembangan sumberdaya ekonomi kelautan dan perikanan. Badan Riset SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengembangan riset dan SDM pada 29 Nopember 2017 dan PT Redmen Baruna Sakti untuk pengembangan usaha perdagangan dan investasi pada 30 Juli 2018.

Peluang pengembangan usaha kelautan dan perikanan di Kabupaten Kepulauan Selayar memang memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Dan potensi ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Misalnya potensi perikanan tangkap, budidaya tambak, budidaya air tawar, bioteknologi kelautan dan potensi pariwisata.

Untuk tahun 2017, Dinas Kelautan dan Perikanan telah menyalurkan bantuan bibit ikan budidaya sebanyak 1.865.325 ekor yang terdiri dari 345.000 ekor bibit ikan Lele, 87.500 ikan Bandeng, 21.000 ekor ikan Gurame, 13.125 ekor ikan Nila, 1.356.000 ekor udang Vaname, 1.000 ekor Kepiting Bakau, 10.000 ekor Kerapu Tikus, 10.000 ekor Kerapu Macan, 5.040 ekor Kerapu Cantik, 4.620 ekor Kerapu Cantang, 5.000 ekor Kakap Putih dan bibit Bawal Bintang sebanyak 7.040 ekor.

Selain itu juga disalurkan bantuan berupa jaring sampling sebanyak 9 unit, mesin pakan 1 unit, jaring tasi sebanyak 285 set, sampang viber 30 unit, perahu 2 GT lengkap mesin dan alat tangkap 16 unit, perahu nelayan dan alat tangkap 20 unit, alat tangkap zero 5 unit, jaring untuk masyarakat 320 set, mesin katinting 34 unit dan alat penangkap ikan 17 unit, peralatan kapal 54 unit dan bantuan mesin tempel pokwasmas 1 unit dengan total anggaran sebesar Rp 3.206.634.000,-.

Sedangkan untuk tahun 2018 juga sudah disalurkan bantuan bibit ikan budidaya sebanyak 3.162.900 ekor yang terdiri dari bibit ikan Lele 36.000 ekor, udang Vaname 2.352.900 ekor, ikan Bandeng 764.000 ekor dan 10.000 ekor bibit ikan Kerapu Cantik. Selain itu juga telah disalurkan bantuan berupa keranjang rumput laut 1.000 unit, penjemuran rumput laut 40 unit, alkon dan mesin pompa 7 unit, jaring pembudidaya 100 unit, sarana penanganan hasil panen 75 unit, sarana penanganan hasil tambak udang 10 unit, pengembangan budidaya rumput laut 1 paket, pancing rawe 10 set, sero 4 unit, perahu 102 unit, jaring 906 peace, mesin 99 unit dan bubu 200 unit dengan total dana Rp 4.394.210.000,-.

Terkait KIPT lanjut Makkawaru, tahun 2018 ini Pemda Kepulauan Selayar melalui Dinas Kelautan dan Perikanan sementara menyusun masterplan. Juga yang tak kalah pentingnya tahun ini juga sementara disusun data base nelayan lokal yang diharapkan dapat bermitra para pengusaha ikan di Kawasan Industri Perikanan Terpadu nantinya. (mdsn)

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN