Karsin Kati : Sebaiknya Bangun Gedung Kesenian Baru

Oleh : Rachim Kallo (Bagian Pertama)

Media ini sudah beberapa kali memuat tanggapan tentang wacana Gedung Kesenian Societeit De Harmonie (GKSDH), dan memang banyak tanggapan dari beberapa seniman, praktisi, sejak Ibu Lies F. Nurdin, istri orang nomor satu di Sulsel ini berkunjung dan merespons berkeinginan 'mempercantik' GKSDH yang oleh Plt Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel menyebutnya renovasi.

Kalangan seniman, praktisi dan akademisi memberi beberapa tanggapan yang beragam. Edisi kali ini, awak media menemui Karsin Kati, praktisi juga Ketua umum Forum Seniman Musik Langgam Daerah Sulsel di salah satu warkop baru-baru ini.

Menurut Karsin, menanggapi kunjungan isteri Prof. Nurdin Abdullah, Gubernur Sulsel itu merupakan angin segar bagi masyarakat seni. Artinya perhatian ibu Lies itu terhadap kesenian tentu memberi harapan baru, spirit baru kepada kehidupan berkesenian kedepan.

Seingat saya (maaf kalo keliru ya) baru kali ini ada isteri pejabat gubernur yang memberi apresiasi terhadap Gedung Kesenian (GK). Kalau kesenian iya, banyak tapi perhatian kepada GK itu sendiri baru pertama kali dan tentu sangat bagus sekali.

Saya yakin dengan adanya apresiasi dari ibu gubernur harapan berkesenian kedepan semakin meningkat, kuantitas dan kualitasnya. Artinya sudah ada sinyal positif. Tinggal kita memberi masukan kepada pemerintah tentang apa keinginan para seniman, atau para pendukung seni di Sulsel.

Apakah perlu dilaksanakan diskusi GKSDH, tanya awak media. Karsin berujar, kalau ada diskusi soal gedung kesenian sebaiknya usulkan saja bangun Gedung Kesenian baru, yg lebih representatif dan bertaraf internasional.

Sulsel sudah perlu miliki GK level internasional, mungkin anda masih ingat pementasan Ilagaligo sebelum diboyong keluar negeri saat mau uji coba. Sebenarx keinginan Rober Wilson itu, pentas pertamanya di Makasar, tapi karena tidak ada Gedung Kesenian (GK) bertaraf internasional maka dipentaskanlah di Singapura.

Bagaimana tentang GKSD, tanya media lagi. "Kalau saya lebih baik GKSD dijadikan pusat latihan seni saja atau Museum Sulsel," usul Karsin.

Siapa saja yang mau latihan kesenian silahkan ke GKSD, kan itu lebih bagus ketimbang direnovasi, menghabiskan uang saja. Mungkin banyak teman seniman masih ingat sudah berapa kali dilakukan renovasi, tapi apa hasilnya, masih begitu-begitu saja, bahkan lebih parah lagi.

Coba periksa sound systim, lighting, dan panggungnya cocok tidak untuk sebuah Gedung Kesenian. Jadi kalau saya dari pada habis uang tidak ada apa-apanya, lebih baik cari lokasi bangun Gedung Kesenian baru.

Kalau diskusi soal GKSD, saya malas habiskan energi saja, kenapa ? Karena diskusi soal GKSD sudah lama dilakukan tapi sampaikan sekarang tidak ada perubahan. Dari segi kualitas, GKSDH sekarang belum memadai untuk pertunjukan yang bersifat international dari kapasitasnya, ukurannya dan sarana pendukungnya tidak memungkinkan.

Bahkan tahun lalu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel membentuk UPT untuk mengurus/mengelola GKSD tapi apa yg terjdi justru seniman di 'usir', silahkan tanya teman-teman seniman mungkin mereka masih ingat peristiwa itu.

"Jujur saja yang membuat konsep struktur organisasinya UPT itu adalah saya, silahkan tanya mantan Kadis Disbudpar. Tapi harapan kita bukan seperti yang terjadi itu, dulu kan kacau toh, bahkan UPT itu seumur jagung saja sudah dihapus," beber purnabakti Disbudpar itu. (**)

Top Hit

Politik

Pendidikan

Seputar Sulawesi

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN