Oleh : Rachim Kallo.
Di bagian pertama kemarin telah dimuat tanggapan Patta Nasrah. Pada edisi kedua kali ini, Aco Sulsapri, Karsin Kati dan Yudhistira Sukatanya pun memberikan tanggapan secara berbeda terhadap 'Renovasi' Gedung Kesenian Societeit De Harmonie (GKSDH).
Aco Sulsapri pentolan Petta Puang berpendapat, saya salah satu seniman di Makassar sangat gembira Gedung Kesenian akan di renovasi. Cuman perlu diketahui selama ini kami sudah berjuang bertahun-tahun agar Gedung Kesenian ini direnovasi tapi sampai sekarang belum juga selesai. Walaupun sudah beberapa kali direnovasi, namun tak kunjung rampung.
"Sampai berbagai dinas sebagai pengelolanya hingga sekarang hanya satu dinas, itu pun belum kelar sama sekali. Mereka seenaknya melakukan pengadaan penunjang Gedung Kesenian seperti lighting. Kami tidak habis pikir lampu yang disediakan itu lampu apa karena melihat hasilnya bukan lampu pertunjukan. Begitu juga pendingin ruangan (AC) hanya berfungsi sebagai barang pajangan saja. Begitu juga sound system tidak memadai jumlahnya dan tidak berfungsi layaknya sound pertunjukan," tutur Aco panggilan akrabnya disela-sela menghadiri hajatan Aqiqah di rumah salah seorang penyair Sulsel, Asia Ram Prapanca baru-baru ini.
Aco melanjutkan, katanya, ada kekuatiran ketika ada kata renovasi, kata itu hanya seperti pengadaan yang saya sebutkan di atas. Misalnya kami baru-baru ini melakukan kegiatan di Gedung Kesenian, kami harus menyewa dari luar lighting, AC dan sound system. Kenapa kami lakukan itu karena fasilitas yang disediakan di Gedung Kesenian tidak berfungsi.
Praktisi salah satu intitusi yang membidangi kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan, Karsin Kati saat awak media menemuinya di salah satu warkop dibilangan Perumahan Tabaria Mannuruki, pun berpendapat bahwa GKSDH sebaiknya dipindahkan saja. Kalau betul Pemprov Sulsel betul-betul mau Gedung Kesenian yang representatif, sebaiknya bangun Gedung Kesenian baru saja.
"Misalnya, di area centre point. Sangat ideal untuk sebuah Gedung Kesenian yang berstandar international," sambung Karsin lalu menambahkan, untuk GKSDH yang sekarang, sebaiknya dijadikan Museum Sulawesi Selatan.
Lain lagi Yudhistira Sukatanya yang mencoba bijak melihat wacana ini.
Gedung Kesenian bisa juga berfungsi sebagai dapur kreativitas sekaligus etalase seni budaya utamanya Sulawesi Selatan.
"Oleh sebab itu keberadaannya sangat penting karena mencerminkan keberadaban warga dan stakeholdernya. Peran dan fungsi pemerintahan adalah memfasilitasi sekaligus mendorong penciptaan karya yang mencerahkan wawasan penonton. Para pihak ini perlu berkolaborasi dalam kerja," tutur Yudhistira.
Berkaitan dengan rencana renovasi gedung, sebaiknya ada dialog antara pemerintah dan stakeholder sebagai pengguna utama. Agar tidak terjadi kerancuan dalam fasilitas gedung.
Kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan gedung juga harus dibuat pro kreatifitas, jangan sekedar memberi angin surga yang virtual. Semoga niat baik untuk mendorong aktivitas berkebudayaan itu terwujud dengan ideal. (Habis)