Hadiah Dari Tuhan : Bertemu Gadis Tak Terlupakan Sepanjang Hidupku

Oleh : Rachim Kallo (Bagian I)

Tulisan ini berkisah pengalaman pribadi salah seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Namun, dia bersedia membagi kisah dan pengalamannya. Beberapa hari lalu, penulis mewawancarainya di suatu kedai kopi, santai dan penuh keakraban. Dan dirangkum dalam dua tulisan bersambung 'Hadiah dari Tuhan'.

Ia pun mulai berceritera. Suatu ketika, di depan Restoran Losari Beach Jalan Pasar ikan Makassar, saya bertemu seorang gadis cantik yang sedang dibonceng dengan temannya. Kalau tidak salah ingat, hari itu Kamis, pukul 11.00 Wita, tahun 1984, tapi tanggalnya, lupa deh.

Gadis itu berteriak memanggil namaku dengan suara yang keras tapi merdunya luar biasa, sama dengan suara burung pipit. Sebut saja namaku Karti, bukan nama sebenarnya (nama samaran, Red).

“Saya sudah lama mencarimu ?” ucapnya lantang. Suara itu terasa akrab ditelingaku. Begitu saya menoleh melihatnya, ternyata betul, gadis itu 'kenduku' (kenangan duluku). Lalu saya bertanya dari mana kamu ?

Tanpa menjawab, gadis itu hanya memberikan surat kepadaku. Saya tanya lagi surat apa ini ? “Baca saja,” kata gadis itu. Saya kaget membaca surat itu, tulisan tegas dan hanya dua kalimat saja, "Menghadap sekarang, penting !"

Saya pandang wajah gadis itu, bibirnya masih mungil dan tipis, lentik bulu matanya pun masih seperti dulu. Teringat lagi masa aku bersamanya. “Heh Karti, kenapa lagi kamu memandangku begitu ?”, tegurannya membuat buyar kenanganku bersamanya.

“Ayo menghadap sekarang,” ucapnya seraya sedikit memaksa tapi juga merayu. Hatiku bertanya-tanya dosa apa yg pernah saya perbuat sehingga aku dipanggil menghadap pada pimpinan kantor. Apa lagi diawali kata-kata tadi ketika dia berteriak memanggilku, "Sudah lama saya mencarimu".

“Ada apa ya ? Ada yg perlu dipertanggung jawabkan ?”, lirihku lagi mencoba menyimak kata-katanya tadi, “Mengapa lagi memandangku begitu Karti. Ayo menghadap sekarang”.

Baik nona, tapi kita jalan beriringan saja ya. Kamu duluan jalan kataku. “Tidak, kamu bonceng saya,” katanya. Aduh ada apa ini ? Mengapa Tuhan pertemukan aku dengan gadis ini lagi, kataku dalam hati. Kita jalan kemana ini dik ?

”Jalan saja, dekat Bioskop Benteng ada kantor Polisi,” sambung gadis itu. Weehhh mati aku, kenapa aku mau dibawa ke kantor polisi dik. “Tidak, jalan saja,” katanya lagi.

Jantungku bunyi dak dik duk dirundung rasa takut, sambil menjalankan motor Vespa tuaku dengan pelan-pelan, akhirnya sampailah depan kantor polisi. Gadis itu diam saja, aku jadi bingung, mau kemana gadis ini, sekitar lima puluh meter baru dia bilang belok kanan masuk Benteng Fort Rotterdam.

Tadinya saya kaget, namun tiba-tiba rasa takut itu hilang berganti tenang dan senang karena kembali mengenang saat aku masih sekolah di SMKI bersama gadis yg kubonceng. Siapakah gadis itu ?

Dialah gadis yang tak akan pernah kulupakan sepanjang hidupku dan bahkan sampai aku mati. Dialah yang mengantar aku menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu instansi pemerintah. Namanya......... (rahasia saja ya) ???

Top Hit

Politik

Pendidikan

Seputar Sulawesi

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN