LAPAKKSS SN#3 : "Budaya Kreatif di Era Kenormalan Baru" 

Laporan : Rachim Kallo

Diskusi virtual via aplikasi zoom Seri Ngobrol 3 (SN#3) Lembaga Pengembangan Kesenian Dan Kebudayaan Sulawesi Selatan (LAPAKKSS), usai dilangsungkan Minggu (05/07/2020), sore tadi. Kegiatan itu berlangsung dari pukul 14.00 sampai 16.00 Wita. Di ikuti 27 peserta dari berbagai kalangan dan profesi.

Nara sumber SN#3, Wakil Rektor Universitas Negeri Makassar, Prof. Dr. Karta Jayadi, serta seniman-penulis, Yudhistira Sukatanya. Pengantar diskusi dibawakan Ketua Umum LAPAKKS yang juga Anggota DPR RI, Dr. H. Ajiep Pandindang, dengan Moderator Luna Vidya-Penggiat Satra dan Komunikasi Kreatif.

Mengusung tema "Budaya Kreatif di Era Kenormalan Baru", salah satu nasa sumber, Yudhistira Sukatanya; Penulis, Sutradara Teater, Dosen dan Ketua Harian Lapakkss (Penerima Celebes Award Sulawesi Selatan 2002 dan Penghargaan Penggerak Literasi Sulawesi Selatan 2018), mengangkat judul “Corona Tak Mampu Membunuh Kreativitas”. .

"Proses kreativitas melalui kegiatan seni adalah jalan sebaik-baiknya yang dapat di lakukan oleh seniman, sebab melakukan kegiatan seni berarti melakukan suatu proses kreatif," kata Yudhistira seraya menambahkan, dengan kreativitas efek corona tak mampu membunuhmu.

Beberapa penanggap di antaranya, Armin Toputiru ( Penulis), Ir. A. Bonewati Hasit, MP (Akademisi/Ketua Yayasan Sosial), Moch. Hasymi, Ancoe Amar (Jakarta), Soeprapto (Freelance).

Andi Bonewati melihatnya dari sisi kreatifitas ibu-ibu rumah tangga, yang mampu menciptakan home industry (produksi rumahan) seperti produk herbal.

"Kerangka kebudayaan dimulai darimana untuk dikerjaan, menuju kenormalan baru. Ini menjadi hal penting untuk dirancang bersama, agar arahnya jelas," ujar Soeprapto.

Sebagai penutup diskusi Lapakkss Dr. H. Ajiep Pandindang, mengatakan, nilai luhur dan kearifan, menjadi sumber kreatifitas di era kenormalan baru.

Di kegiatan SN#3, diselingi dengan pembacaan puisi yang dibawakan Ilham Anwar (ASN-domisili di Jakarta).

Pulang Scenes untuk Feng Wangyu.
(1)
Ballerina melata jilati senjata,
memanjat hujan dengan airmata.
Fanatisme pada rezim kuasa,
membuat kepalanya gulita.
-- Lalu gelap menyekap kepala ibunya.

"Tolong matikan lampu".
Agar mata penguasa tak mengendus, ia nyelinap mengecap rumahnya.
-- Tapi kesetiaan dan harapan, tak terpadamkan.

(2)
Kau tak luluh dalam ingatan,
dalam binar matanya,
dalam gelap kepalanya,
dalam kecantikannya yang tak pudar.

"Jangan mengunci pintu".
Agar bisa masuk kapan ia mau,
mendentingkan soneta pelita tanpa partita.
-- Juga pada sepeti surat cinta tak terkirim,
nyawang dipeluk debu dalam jeruji penjara.

Dalam gulir gelugur musim-musim,
membeku di balik kisi-kisi gerbang stasiun,
--yang ditutup setelah orang penghabisan.

Hari ini tanggal lima, lagi.
Dia di sana bersamamu.
Menunggumu dalam gelap.

: Pulanglah.

Serpong, 19 Juni 2020. (*)

Top Hit

Politik

Pendidikan

Seputar Sulawesi

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN