'Kenduri' Sinerji Teater (Bagian Kelima-Selesai)

Oleh : Rachim Kallo

Bagian ketiga dan keempat dari tulisan ini, Tim Produksi Drama Kenduri dari Sinerji Teater Makassar, diantaranya Basri B. Sila (Tata Artistik Musik dan Bunyi) dibantu Andi Agung Wahyudi (Assisten Penata Musik), Sukma Sillanan (Tata Artistik Cahaya), Agus Linting (Penata Grafis), Dewi Ritayana (Pelaskana Produksi), Seniman Romo (Staff Sekretariat) dan Jamal April Khalam (Stage Manager).

Basri B. Sila (Tata Artistik Musik dan Bunyi). Pemusik serba bisa ini, bernama Basri Baharuddin Sila. Lahir di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, tanggal 14 Mei 1953. Ia yang sudah melalang dunia sebagai musisi Tradisional.

Menyelesaikan pendidikan dasar hingga jenjang SMTA nya di Makassar. Pria yang lebih akrab disapa Daeng Basri. Mulai belajar musik sejak usia dini dengan bimbingan Daeng Rapo-seorang anrong guru gandrang-maestro gendang- di Kabupaten Gowa. Kemudian ia sempat bergabung dan menambah pengetahuan musiknya di lembaga Kesenian Batara Gowa pimpinan Andi Ummu. Sementara pendidikan keseniannya diperoleh dari Padepokan Seni Bagong Kussudiarjo di tahun 1983 hingga 1985. Menerima Anugerah Kebudayaan 2017 kategori Pelopor, Pencipta dan Pembaharu dari kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pengalaman bermusiknya cukup sarat. Prestasinya yang monumental sebagai pemusik antara lain ialah ketika terlibat sebagai penata musik dalam pertunjukan teater I Lagaligo dengan Sutradara Robert Wilson 2003 – 2008. Ia sempat melalang ke mancanegara, menjajal panggung kelas dunia. Kali ini ia kembali bergabung lagi dengan Sinerji Teater Makassar Sebagai Penata Musik."

Andi Agung Wahyudi (Assisten Penata Musik) yang akrab dipanggil yudhi soppeng, lahir di Ujung Pandang pada tanggal 18 oktober 1981. Sejak tahun 2000 sudah terlibat mengikuti pagelaran-pagelaran seni. Bergabung di Sanggar Merah Putih Makassar ( SMPM ) dan menjadi pengurus mulai tahun 2010 sampai sekarang.

Aktif mengikuti acara kesenian sebagai pemusik di beberapa event kesenian lainnya yang dilaksanakan SMPM. Sering juga dilibatkan mengisi atau memusiki acara teater/drama, tari dan puisi di lembaga kesenian yang ada di Makassar. Bersama Sineji Teater Makassar, ia telah bergabung dalam produksi Menunggu Godot ( 2013 ); Hoax atau Inspektur Jenderal ( 2018 ) dan kini dalam pementasan Kenduri sebagai asisten penata musik. *

Sukma Sillanan (Tata Artistik Cahaya), lahir di Makassar, 10 Agustus 1964. la sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia teater. la lebih banyak bekerja di belakang panggung, baik sebagai penata artistik maupun penata cahaya.

Beberapa produksi teater dimana ia terlibat antaralain pada proses produksi Biografi Pak Bangsa (1996), Sang Penguasa (Langit Hitam di Tosora), Namaku Adam Tanpa Huruf Kapital (2004), Si Buta dari Gua Hantu (2006), Monolog Ziarah (2006), Konglomerat Burisrawa (2008), dan We Sangiang I Mangkawani (2009). Menunggu Godot (2013); Puang Tamboro Langi (2014). Musang Berjanggut (2016); Montserrat ( 2017) serta Lagoa Djagoan Tanjung (2018).

Aktif menata artistik cahaya untuk beberapa pentas Sinerji Teater Makassar kini ia akan menghadirkan kembali permainan tata cahaya yang sesuai kebutuhan pertunjukan. Hampir seluruh penataan artistic cahaya pertunjukan Drama produksi Sinerji Teater Makassar dipercayakan kepadanya. Terakhir Inspektur Jenderal atau HOAX ( 2019 ) kemudian kini Kenduri."

Agus Linting (Penata Grafis) lahir Makassai 22 April, adalah ketua umum Sanggar Merah Putih Makassar 2012-2016, setelah menjadi mantan Manager Produksi dan Direktur Artislik Sanggar Merah Putih Makassar. Pengurus BKKI kota Makassar, Director of Photografhy di Meditatif Workshop Film, kemudian mendirikan dan aktif di Photonesia Picture.

Ia dikenal pula sebagai salah satu pendiri De Harmonic Art Fotografi, Makassar Seni Foto Indonesia (MSFI), Perkumpulan Fotografer Makassar (PERFORMA). Selain itu Agus lebih banyak bekerja sebagai designer grafis, still photografhy ( fotografer ) dan Director of Photography (cameraman ) diberbagai jenis pemotretan dan produksi film di Photonesia Picture, dan beberapa lembaga lainnya.*

Dewi Ritayana (Pelaksana Produksi). Ibu yang akrab disapa Dewi ini, kembali bertugas mondar-mandir di keramaian kota Makassar ‘mengejar’ para penyumbang dan sponsor agar bisa menghadirkan pementasan demi pemenyatasan Sinerji Teater Makassar hadapan publik Teater di Makassar.

Bersama Sinerji Teater Makkasar ia naik panggung dengan naskah “ Petang di Taman “ Iwan Simatupang, produksi 2006. Sebelumnya berkali-kali meramaikan pentas teater skala nasional dengan Teater Makassar (DKM ) diantaranya lewat Pertunjukan Impian Tengah Musim ( Shakespeare ); Perahu Nuh Dua ( Aspar ) ; Ma’Rampa ( Kadir Ansari ) di Jakarta; Sang Penguasa ( Yudhistira Sukatanya ) di Bandung ( 1995 ). Lalu menjadi produser pelaksana untuk Puang Tamboro Langi’ pada Mimbar Teater Indonesia di Surakarta ( 2014 ); Musang Berjanggut ( 2016 ); Monserrat ( 2017 ) di Gedung Kesenian Sulawesi Selatan.

Setelah ikut bermain dalam drama Multi media I Welenreng- Pelayaran Peradaban ( 2018 ) di Bira Bulukumba,kembali diamanahkan menjadi produser pelaksana."

Seniman Romo (Staff Sekretariat). Setelah ikut bermain dalam “Basse Pannawa-nawa” ( 2015 ) di layar kaca TVRI bersama Sinerji Teater Makassar, lelaki Bugis-Makassar ini kembali bergabung membantu kelancaran tugas sekretariat produksi drama Montserrat. Prinsip hidupnya “Setia Hingga Akhir”.

Sebelumnya ia pernah bergabung di kawah candradimuka Sanggar Merah Putih Makassar. Bertahun-tahun bersama sanggar ini dan mengikuti berbagai pementasan teater. Meski demikian ia juga mempunyai ketrampilan di bidang musik, seni tari dan puisi. Penyuka warna hitam ini, justru senang dengan nama panggilannya Seniman Romo atawa Romo dibanding nama aslinya Rahmat Soni. Romo nama yang ia warisi dari salah satu episode pentasnya."

Djamal April Khalam (Stage manager), lahir di Kerajaan Lamatti Sinjai 16 April 1971. Pekerja seni ini sempat mengecam pendidikan di Fakultas Pertanian jurusan Teknologi Industri Pertanian di Universitas Panca Sakti Makassar. Hobbinya, selalu bergaul dengan kalangan mana saja dan berprinsip bahwa hidup adalah pertarungan. Lelaki pecundang adalah lelaki yang menyesali zaman, sedang Lelaki sejati adalah lelaki yg menciptakan zaman. Baginya hidup tanpa cita cita adalah suatu kematian dan cita cita tanpa kerja dan berusaha adalah Mimpi.

Penggemar aktor Alex Komang ini berharap dirinya dapat bermanfaat bagi semua manusia, apa pun suku dan agamanya. Sebagai Aktor Jamal bergabung dengan Rombongan Sandiwara Petta Puang, sejak 1990 sampai sekarang. Selain itu ia menjadi ketua Kelompok Musik Laba Laba Duda Hitam, serta terlibat di beberapa produksi film. Kerap menjadi pimpinan produksi di acara acara kesenian di Kota Makassar. Kali ini Jamal ditugasi sebagai Stage Manager.

Di akhir tulisan ini, Pertunjukan Drama Kenduri oleh Sinerji Teater Makassar di jadwalkan pada bulan April mendatang, di undur sampai bulan juni 2020 yang akan datang. (selesai).

Top Hit

Politik

Pendidikan

Seputar Sulawesi

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN