Mulawarman : Nurdin Abdullah Mempolitisasi Unhas dan UIN

SOROTMAKASSAR--Makassar

Pernyataan Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu dan Rektor UIN Makassar Prof Hamdan Juhannis, bahwa mereka berada di belakang Gubernur Nurdin Abdullah dan jangan ada yang coba macam-macam, jelas pernyataan politik, bukan pernyataan ilmiah atau pernyataan seorang ilmuwan.

“Setelah Hak Angket, Nurdin Abdullah kembali mencoba membangun pencitraannya dari kampus, dengan mendatangi satu persatu kampus di Sulsel, menebar pencitraan, bahwa dia telah bekerja benar, cuma ada sekelompok orang yang tidak suka dia bekerja, termasuk DPRD Sulsel yang menggelar Hak Angket yang by desain,” tutur Mulawarman.

Karena itu, lanjut Mulawarman, Rektor Unhas dan Rektor UIN yang tidak pernah membangun dialektika intelektual dengan masyarakat atau publik soal kepemimpinan di Sulsel atau Hak Angket, karena Unhas dan UIN tidak pernah memproduksi ruang komunikasi publik bersama media massa dan lembaga lainnya yang mengakomodasi dan mendistribusi hak-hak komunikasi masyarakat atau publik.

Akibatnya, Rektor Unhas dan Unhas mudah dikelabui oleh Nurdin Abdullah, bahwa misalnya dia berhasil sebagai Bupati 2 Periode di Bantaeng. 

“Kedua Rektor ini harus tahu, kalau dilihat dari visi misi Nurdin Abdullah di Bantaeng, dia gagal. Visi misinya di Bantaeng, akan menjadikan Bantaeng jadi Kota Industri, Kota Bibit dan Kota Jasa. Apakah terwujud selama 10 tahun memimpin Bantaeng, tidak kan,” ungkap Mulawarman.

Mulawarman meminta Prof Dwia dan Hamdan Juhannis melihat hasil penyelidikan Pansus Hak Angket kemarin. Agar tahu sesungguhnya apa yang ditemukan oleh Pansus, itu nyata, itu fakta dan telah terkonfirmasi. Jadi jangan mau dikelabui oleh Nurdin Abdullah, bahwa tidak ada apa-apa di Hak Angket.

Mulawarman lalu mengingatkan, bahwa temuan-temuan Pansus Hak Angket diakui oleh seluruh Anggota DPRD Sulsel. “Yang ditolak belakangan oleh 7 Fraksi, adalah 7 poin rekomendasi. Bukan temuan-temuan hasil penyidikan Pansus. Dan tidak satupun fraksi menarik anggotanya atau perwakilannya di Pansus, bahwa wakil Demokrat  meneken sebagai tanda setuju 7 poin rekomendasi Pansus Hak Angket,” sambung Mulawarman mengungkapkan.

Mulawarman kemudian bertanya, apa yang ingin Rektor Unhas dan Rektor UIN bela habis-habisan ? Sampai main ancam yang bukan peradaban akademis.

Untuk itu, sebagai alumni perguruan tinggi, saya mengingatkan kepada Rektor Unhas dan UIN, bahwa kampus harus bebas dari politisasi agar tetap meraih kepentingan semua pihak dan tidak tersandera oleh kepentingan secuil orang. 

Kampus bicara peran politik kampus. “Adalah peran kita mahluk kampus menjaga Fairness  dan integritas proses demokrasi. Atau yang saya ingin katakan, seperti kata Nikmatullah Ketua Partai Demokrat, kampus atau mahluk kampus, keberpihakannya wajib kepada kebenaran,” tukas Mulawarman.

Terakhir yah, tambah Mulawarman yang alumni Fakultas Ekonomi Unhas ini, seluruh kampus di Sulsel hendaknya hati-hati dengan aksi pencitraan Nurdin Abdullah, karena itu bisa menjadi arogansi intelektual dan arogansi birokrasi, sehingga dari kampus muncul loyalis-loyalis pejabat dan loyalis partai politik dan ormas, dan mereka lambat laun jadi partisan.

“Buktinya, tindakan Rektor Unhas dan UIN yang menurut saya memalukan, karena keduanya mengkhianati rasionalitas masyarakat kampus. Sungguh memalukan, menurut saya,” tegas Mulawarman mengakhiri perbincangannya dengan wartawan dan warga IKM Parepare di Café Solusi. (*)
 
 

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN