Oleh : Rachim Kallo (Bagian 1).
Konseptor Kolaborasi Multi Interaksi di gawe Pesta Petta Puang beberapa hari lalu, dia adalah Jamal Gentayangan, seorang Musisi dan Dosen Intitut Kesenian Jakarta (IKJ).
Pria kelahiran Jeneponto yang berdomisili di Bogor ini menceritakan keikutsertaannya di hajatan Pesta Petta Puang dan bagaimana konsep pertunjukan kolaborasi dari berbagai bidang kesenian. Berikut kutipan wawancaranya di media ini.
'Ko'pi Mana', saya mengambil tema ini sebagai sebuah pembelajaran kebudayaan. Kata 'Ko’pi Mana' itu, kalau kita orang Timur, artinya suatu pertanyaan mau kemana. Tapi kalau orang di Jawa seperti Jakarta atau Bandung dan lainnya, pengertiannya adalah minum kopi.
Saya mencoba meramu kedalam bahasa oran Timur karena menarik untuk diucapkan dalam konteks sebuah pertunjukan. 'Ko'pi Mana' itu sebuah pembaharuan kebudayaan, mau dibawa kemana ?
BACA JUGA : Perayaan Ultah ke-54 Pemimpin Perusahaan SOROTMAKASSAR
Jadi dalam konsep 'Ko'pi Mana' ini saya mencoba menggabungkan beberapa elemen. Dimana kita tidak lagi bicara tentang tari, musik, seni rupa, dan teater secara tunggal, tapi saya membuat multi interaksi agar si musisi, penari, budayawan, hingga mereka sendiri yang mengisi ruang itu. Saya hanya membuat garis, 'bennar nggak kebudayaan itu ada ?”
Saya mengangkat pemahaman sound scap sebagai ramuan baru di 'Ko'pi Mana'. Walau sound scap bukan pertunjukan hanya merupakan lingkungan. Semua ruang berbicara, saya tidak mengkotak-kotakkan, masing-masing menafsirkannya !!!