Prof. Husain Syam : Keduanya Sangat Layak Sandang Gelar Profesor
SOROTMAKASSAR -- MAKASSAR.
Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali mengukuhkan dua orang guru besar di Bidang Ilmu Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Fakultas Teknik, yakni Prof. Dr. Ir. Hj. Hasanah Nur, MT, dan Prof Dr. Purnamawati, MPd, dalam Sidang Terbuka Luar Biasa, yang berlangsung di Ballroom Theater, Lantai III Menara Pinisi UNM, Jl. AP Pettarani Makassar, Rabu (24/08/2022) pagi.
Rektor UNM, Prof. Dr. Ir. H. Husain Syamm, MTP, IPU, ASEAN Eng, dalam sambutannya mengatakan, kedua guru besar yang baru dikukuhkan ini, memiliki keilmuan yang cukup memadai, yang memang bisa memberikan solusi.
"Dan berdasarkan pidato ilmiahnya, saya menganggap keduanya pantas dan sangat layak untuk menyandang gelah profesor. Keduanya mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang tengah terjadi di pendidikan kejuruan menengah dan perguruan tinggi dari sisi pembelajarannya. Dan diharapkan, keduanya mampu mendeseminasi keilmuannya ini untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya di Sulsel," ungkapnya
Sebelumnya, kedua guru besar ini dalam orasi ilmiahnya, menyoroti tentang tantangan dunia kerja di era globalisasi yang semakin kompleks, yang menuntut tenaga kerja yang memiliki kompetensi profesional. Untuk itu, pendidikan dan pelatihan vokasi jenjang pendidikan menengah dan tinggi, perlu membekali lulusannya dengan kecakapan hidup, pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri.
Untuk memenuhi harapan tersebut, dibutuhkan perbaikan-perbaikan secara struktural dan sistematis, sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan, mampu untuk lebih berperan. Bukan hanya sebagai karyawan, tapi juga mampu membuka dan menyiapkan lapangan kerja baru.
Selaku pemateri pertama, Prof. Dr. Ir. Hj. Hasanah Nur, MT, dengan mengusung judul 'Membangun Jiwa Enterpreneur dan Karakter Kewirausahaan Melalui Teaching Factory pada Pendidikan Vokasi dan Kejuruan di Indonesia' mengatakan, untuk membangun jiwa enterpreneur dan karakter kewirausahaan melalui teaching factory sangat penting untuk dilakukan secara berkesinambungan.
"Kurikulum pembelajaran haruslah disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Penyelenggaraan pembelajaran teaching factory ini, akan mampu mengembangkan dan menumbuhkan jiwa enterpreneur bagi peserta didik, sehingga tercipta kekuatan karakter kewirausahaan, yang akan berimbas pada terciptanya lulusan yang mandiri dan mampu membuka lapangan kerja," papar Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UNM ini.
Kemudian, Prof. Hasanah, menuturkan, lulusan yang memiliki jiwa enterpreneur, pastilah memiliki karakter kewirausahaan, yakni memiliki pribadi yang Disiplin, Jujur, Aktif, Kreatif dan Produktif (DJAKIP).
"Maka, membangun jiwa enterpreneur sangat penting dilakukan untuk memperkuat karakter kewirausahaan dan mengjasilkan sumber daya manusia yang unggul. Maka diharapkan kepada setiap penyelenggara pendidikan vokasi dan kejuruan dapat melakukan inovasi pembelajaran melalui teaching factory dan melakukan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri," imbuhnya.
Selanjutnya, selaku pembawa orasi ilmiah kedua, Prof. Dr. Purnamawati, MPd, memaparkan materinya yang berjudul 'Pembelajaran Berbasis Teaching Industry untuk Menumbuhkan Critical Thinking Skill dan Kemampuan Kerja Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan'.
Diungkapkan, pembelajaran berbasis teching industry, memiliki pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan pengetahuan dan kompetensi peserta didik dalam menghadapi perkembangan industri 4.0, yang mencakup kemampuan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligent (AI), robotika, cloud computing, Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan sebagainya.
"Salah satu upaya penerapan teacing industry di sekolah maupun perguruan tinggi adalah dengan mengadakan sebuah perangkat atau alat peraga atau trainer kit, yang berfungsi sama dengan peralan di dunia industri. Pola pembelajaran yang diterapkan, haruslah berbasis projek, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, meski dilakukan di laboratorium. Namun, ini juga harus ditunjang dengan kompetensi tenaga pendidiknya," ungkap Ketua Prodi S3 Pendidikan Vokasi Keteknikan (PVKT) PPs UNM ini.
Untuk itu, lanjutnya, pembelajaran teaching industry merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan kerja. Karena model pembelajaran ini, memiliki konsep dasar pemindahan sebagian proses pendidikan dan proses industri ke dalam desain pembelajaran.
"Ini memungkinkan melahirkan sumber daya manusia bisa bersain secara global. Selain itu, pembelajaran berbasis teaching industry, mampu mendekatkan proses kerja dengan kondisi sebenarnya di dunia industri," tutupnya.
Kegiatan ini dihadiri Ketua Senat Dr. Sulaiman Samad, MSi, berserta anggota senat UNM, Ketua Majelis Professor, Prof. Dr. Ir. Jasruddin Malago, MSi, beserta seluruh anggota majelis Profesor UNM, para Wakil rektor, Dekan Fakultas di lingkup UNM, Direktur Pascasarjana UNM, para ketua lembaga UNM, para Kepala Biro UNM, Ketua SPI UNM, para Kepala UPT, para Ketua Prodi, Ketua Dharma Wanita UNM, Hj. Sriyani Husain, mahasiswa, serta undangan lainnya. (*)