Tim Dosen PkM UMI, Sosialisasikan Pompa BBG ke Petani Sawah Tadah Hujan di Pannyikokang Gowa

SOROTMAKASSAR -- Gowa

Melalui Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, tim dosen UMI kembali melaksanakan kegiatan Pangabdian kepada Masyarakat (PkM) dalam bentuk sosialisasi pemanfaatan dan penerapan sistem pompanisasi berbahan bakar gas (BBG), guna memenuhi kebutuhan air sawah petani tadah hujan, di Desa Pannyikokang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (26/07/2020) pagi tadi.

Tim dosen yang diketuai, Dosen Teknik Elektro UMI, Ir. Muh. Zainal Altim, MT, beserta anggotanya, Dosen Fakultas Pertanian UMI, Dr. Ir. Iskandar Hasan, MSc, dan Dosen Teknik Mesin UMI, Ir. Hamri, MT, melaksanakan kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) tepat guna, khususnya di daerah dataran tinggi, untuk membantu masyarakat petani tadah hujan dalam mengairi sawahnya di musim kemarau.

Kegiatan tersebut dihadiri belasan masyarakat petani sawah tadah hujan yang diketuai, Dg. Safaruddin, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, mulai dari mencuci tangan, penggunaan masker, dan menjaga jarak. Bahkan, tim telah menyiapkan masker bagi warga yang datang tidak memakai masker.

Ketua tim PkM UMI menyatakan, Desa Pannyikokang, Kecamatan Manuju, meski memiliki areal persawahan dan perkebunan yang cukup luas, sekitar 1000 hektar lebih, namun secara letak geografis, wilayah tersebut berada di dataran tinggi. Sehingga, pengelolaan sawah di tempat itu, masih mengandalkan hujan. Akhirnya, panen hanya bisa dilakukan sekali setahun.

Padahal, lanjutnya, terdapat sumber air yang bisa dimanfatkan untuk pengairan sawah.

"Sebenarnya, dengan sumber air itu, petani bisa menanam dua kali setahun. Bahkan, dapat pula menanam palawija seperti kacang tanah, jagung dan lain-lain sebagainya. Ini bisa meningkatkan pendapatan petani," paparnya.

Zainal mengungkapkan, masyarakat di Pannyikokang, sebenarnya telah terbiasa dengan kondisi susah mendapatkan air di musim kemarau. Meski ada aliran sungai sebagai sumber air, yang bisa dipompa. Hal ini karena, rata-rata ekonomi masyarakat kurang memadai untuk menyiapkan dana pembelian pompa dan instalasinya.

"Masyarakat berfikir untuk mengeluarkan uang. Gabah yang dihasilkan, hanya cukup untuk di makan selama setahun. Jadi, ada kekekwatiran persediaan gabah akan habis, bila dijual untuk dibelikan pompa. Belum lagi menyangkut instalasi dan bahan bakar yang digunakan. Ini membuktikan, pemahaman iptek masyarakat masih sangat kurang," jelasnya.

Dari kondisi itu, lanjut Zainal, Tim dosen PkM UMI memberikan sosialisasi tentang popanisasi, serta memberi pengetahuan bagaimana mengubah pompa berbahan bakar minyak (BBM) menjadi BBG.

"Bila ditunjau ekonomisnya, pemanfaatan gas tabung 3 (tiga) kilo gram sebagai bahan bakar pompa, jauh lebih irit dibanding BBM," tegasnya.

Di tempat yang sama Ketua Kelompok Petani, Dg. Saparuddin, memberi apresiasi positif. Bahkan, dia merasa puas dan terbantukan dengan adanya kegiatan PkM UMI di daerahnya.

"Kami berterima kasih kepada UMI, karena dengan adanya kegiatan ini, sawah kami sudah bisa dialiri air. Pasti hasil panen akan jauh lebih bagus. Kami juga menilai, pompa dengan bahan bakar gas, jauh lebih murah dibanding BBM," ungkapnya. (zl)

Top Hit

Politik

Pendidikan

Seputar Sulawesi

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN