SOROTMAKASSAR -- Selayar. Tari Lulo, sebuah tarian tradisional yang berasal dari Suku Tolaki, Sulawesi Tenggara, ikut menyemarakkan acara Karnaval Budaya yang dihelat dalam rangkaian perayaan Hari Jadi ke-413 Tahun 2018 Kabupaten Kepulauan Selayar, Selasa (27/11/2018).
Tarian tradisional yang diperagakan sekitar 50 orang penari dengan mengenakan busana adat dari seluruh etnis di Sulawesi Tenggara itu, dipersembahkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Masyarakat Selayar (DPD Permas) Sulawesi Tenggara.
Ketua DPD Permas Sultra, Drs Jufri Sakti kepada media ini, Rabu (28/11/2018) menjelaskan, perayaan Hari Jadi ke-413 Selayar Tahun 2018 ini telah menjadi sebuah momen bersejarah bagi seluruh putra-putri daerah Selayar yang hidup di perantauan khususnya di Sulawesi Tenggara.
Karena itulah, lanjut Jufri, warga Selayar yang berdomisili di Sulawesi Tenggara ikut berpartisipasi memeriahkan perayaan dengan melakukan sebuah ritual untuk melepas rasa rindu kepada bumi pertiwi Tanadoang Selayar lewat peragaan Tari Lulo.
Tari Lulo bermakna pemersatu, saling menghargai, gotong royong dan penuh kasih sayang. Sebab dalam memperagakan tarian ini, para penari bergandengan tangan membentuk lingkaran yang melambangkan 'kalosara', sebuah simbol adat dari Suku Tolaki.
Makna tarian itu identik dengan pepatah "Dimana Tanah Dipijak, Disitu Langit Dijunjung" yang selalu dijunjung tinggi para perantau asal Selayar. Arti pepatah itu, dalam sejarah panjang masyarakat Selayar merantau ke seluruh pelosok tanah air, selalu dikenal sebagai salah satu rumpun atau etnis yang menjadi garda terdepan mewujudkan keharmonisan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air.
Jufri menambahkan, DPD Permas Sultra juga berharap agar potensi dan spot-spot wisata yang ada di Selayar dapat dikelola lebih optimal seiring dengan jatidiri Selayar menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Nasional yang memegang teguh nilai-nilai etika, moral dan agama. (mdsn)