SOROTMAKASSAR -- Makassar
Universitas Mulim Indonesia (UMI) Makassar, merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) pertama yang terakreditasi A institusi. Sehingga, sangat tepat bagi Universitas Nahdatul Ulama (NU) Sulawesi Tenggara (Sultra) memilih UMI untuk dijadikan lokasi kegiatan Studi Kerja Lapangan (SKL).
Hal itu diungkapkan, Dekan Fakultas Teknik (FT) UMI, DR. Ir. H. Mukhtar Thahir Syarkawi, MT, yang diwakili Wakil Dekan I, DR. Ir. Syarifuddin Nojeng, MT, saat menerima rombongan SKL Universitas NU Sultra, di ruang rapat Fakultas Teknik, Senin (27/01/2020) siang tadi.
Didampingi Wakil Dekan II, Ir. H. Abd Azis Alimuddin, MT, dan Wakil Dekan III, DR. Ir. Kusno Kamil, MEng, Syarifuddin mengatakan, dengan akreditasi A tersebut, UMI telah setara dengan Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Jawa.
"Jadi ini merupakan prestasi UMI dan Universitas NU Sultra sangat tepat mengambil lokasi SKL di UMI," tegasnya.
Dikatakan lanjut, Fakultas Teknik UMI, kini membina empat program studi, salah satunya, Prodi Arsitektur. Dimana, diharapkan tahun 2020 ini, Prodi Asitektur akan membuka program PPArs.
"Ini merupakan peluang dan kesempatan bagi mahasiswa dari Universitas NU Sultra, untuk mengambil program profesi tersebut," paparnya.
Bahkan, kata Syarifuddin, terkait aturan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), untuk seluruh prodi yang dimiliki, nantinya bila diterapkan, mahasiswa bisa mengambil 40 peren, mata kuliah di luar program studinya.
"Jadi, mahasiswa yang ada di Universitas NU Sultra, bisa mengambil 40 persen mata kuliah di luar Prodi Arsitektur untuk memperkaya kemampuan. sesuai dengan minat dan kemampuannya. Ini merupakan peluang besar, untuk ke depan dalam mengantisipasi perubahan-perubahan kurikulum," terangnya.
Olehnya itu, seluruh mahasiswa di tuntut untuk berpacu, agar bisa mengembangkan diri.
"Seperti halnya di UMI, kami selalu melaksanakan kegiatan serupa, baik di dalam maupun ke luar negeri. Sebab, kita tidak mungkin maju, apabila kita tidak pernah melihat dunia luar dan tidak penah melihat kemajuan orang lain. Kelebihan dan kekurangan yang ada, dapat menjadi modal kita untuk mengembangkan prodi," pungkas SYarifuddin. (zl)
