Pemuda juga harus memiliki kapasitas intelektual dan skill kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan yang mumpuni, serta pemuda harus memiliki inovasi agar mampu berperan aktif dalam kancah internasional.
Tema Bersatu Kita Maju, lanjut Menpora, sesungguhnya diperuntukkan bagi seluruh elemen bangsa. Tetapi bagi pemuda itu menjadi keharusan karena di tangan pemuda lah Indonesia bisa lebih maju. Itu karena pemuda untuk Indonesia maju, adalah pemuda yang memiliki karakter, kapasitas, kemampuan inovasi, kreativitas yang tinggi, mandiri, inspiratif serta mampu bertahan dan unggul dalam menghadapi persaingan dunia.
Pada saat ini, kata Menpora, di belahan dunia telah lahir generasi muda yang berpola pikir serba cepat, serba instan, lintas batas, cenderung individualistis dan gramatik. Canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta mudahnya akses terhadap media sosial, telah menjelma menjadi tempat favorit berkumpulny anak-anak muda lintas negara, lintas budaya, lintas agama, dan interaksi mereka di media sosial berjalan real time 24 jam.
“Di sinilah diharapkan peran pemuda dapat bersaing dalam bentuk apapun. Tentunya dalam hal yang positif. Pemuda adalah masa depan bangsa dan negara, pemuda juga harapan bagi dunia. Pemuda Indonesia harus maju dan berani menaklukkan dunia. Saya berharap ke depan akan banyak muncul tokoh-tokoh muda yang mendunia,” kata Menpora Zainudin Amali.
Gerakan revolusi mental menemukan relevansinya, dengan pembangunan karakter kita bisa kuat, tangguh, dan kokoh ikut serta dalam percaturan pemuda di dunia. Kita tidak lagi harus bertahan dan menghadapi dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi, tetapi kita harus mampu memberi warna untuk mengubah dunia dengan tekad dan semangat dan tentunya didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan tidak akan pernah tercapai dalam arti yang sesungguhnya kalau masa depan itu hanya dipandang sekadar sebagai proses lanjut dari masa kini yang akan tiba dengan sendirinya. Tetapi bagaimana generasi muda merespon kemajuan itu dengan kearifan menghargai keluhuran perjuangan dari generasi sebelumnya tanpa terjebak dalam kejayaan dan romantisme masa lalu, serta kenyataan-kenyataan masa kini sehingga membuat mereka tidak lagi sanggup keluar untuk menatap masa depan.
Kalau pemuda generasi terdahulu mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras, dan kultur, menuju persatuan dan kesatuan bangsa, kata Menpora, maka tugas pemuda saat ini harus sanggup membuka pandangan ke luar batas-batas tembok kekinian dunia, demi menyongsong masa depan dunia yang lebih baik.
“Wahai pemuda Indonesia. Dunia menunggumu. Berjuanglah, lahirkanlah ide-ide, tekad, dan cita-cita, pengorbanan dan perjuanganmu tidak akan pernah sia-sia dalam mengubah dunia,” kata Menpora menyemangati.
Semangat para pemuda dalam menatap dan ikut membangun dunia harus terus menjadi obor penyemangat bagi pegabdian pemuda Indonesia dalam ikut serta berpartisipasi mengangkat bangsa dan tanah air tercinta di kancah dunia. (*)