SOROTMAKASSAR, MAKASSAR - Menuju tahapan Pilwalkot Makassar yang akan di helat November 2024 mendatang, sejauh ini baru PKB dan Golkar yang sudah membangun komitmen berkoalisi dalam menghadapi kontestasi Pilwalkot tersebut.
Direktur Lembaga Survey dan Konsultan Politik Parameter Publik Indonesia (PPI) Ras MD mengatakan, saya pikir PKB cukup progresif merespon kondisi Pilwalkot Makassar.
"Tentu membangun komitmen koalisi dengan partai Golkar tidak mengalir begitu saja, PKB pasti sudah punya kalkulasi menang," jelasnya, Rabu sore (27/03/2024), sekira pukul 16.30 Wita.
Artinya, sosok Munafri atau yang akrab disapa Appi itu menjadi magnet kuat bagi PKB. Tentu Appi dinilai potensial tampil kuat dalam Pilwalkot mendatang, itu poinnya.
Jika kita melihat jumlah perolehan kursi masing-masing partai baik Golkar maupun PKB, kedua partai ini sudah cukup syarat. Yaitu persyaratan 20 persen terlampaui dari 50 kursi di DPRD Kota Makassar.
"Ya udah cukup sebenarnya kedua partai ini mengusung pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar di bulan Agustus mendatang," ujar Ras MD.
Lanjutnya, bahkan yang ingin saya katakan, koalisi ini koalisi nasionalis religius. Jadi cukup ideal lah. Perihal siapa sosok pendamping Munafri nantinya, tentu itu butuh kajian akademik berbasis riset agar melahirkan sosok pendamping ideal.
Memang saat ini jika kita melihat figur PKB, ada sosok dg Ical. Tapi saya ngga yakin jika Dg Ical akan maju Pilwalkot apalagi posisi 02 alias calon Wakil Walikota.
"Beliau (Dg Ical, red) baru saja melewati pertarungan Pileg DPR-RI dan menang. Memang jika APPI disatukan dengan Dg Ical menjadi pasangan kuat, tapi rasanya sulit terwujud," timpalnya.
Pada prinsipnya, apa yang dilakukan oleh PKB dan Golkar di Kota Makassar menjadi contoh yang baik. Kedua partai ini tak butuh waktu lama dalam menentukan sikap politiknya.
Itu bukti jika masing-masing Ketua Partai bijak dalam menghadapi kontestasi politik mendatang. "Saya juga tidak melihat PKB menjadikan posisi wakil sebagai syarat berkoalisi dengan Golkar. Itu nilai plus dari koalisi ini," tandas Direktur Lembaga Survey dan Konsultan Politik Parameter Publik Indonesia (PPI) Ras MD.(Hdr)