SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Sebelum diangkat menjabat Wairwasum Polri, Irjen Pol Umar Septono selama 14 bulan telah mengemban tugasnya dengan baik sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Kapolda Sulsel).
Dalam kurun waktu terbilang cukup lama itu, tentunya sederet suka dan duka bakal menjadi kenangan terindah serta tak mudah terlupakan sepanjang hayatnya bagi sosok jenderal bintang dua yang dikenal sangat bermasyarakat ini.
Kepada sejumlah awak media di sela-sela acara pisah sambut pejabat lama dan baru Kapolda Sulsel, Jumat (01/02/2019) malam di Hotel Claro Makassar, mengakui dirinya sudah sangat dekat dengan masyarakat Sulsel.
Ia menilai masyarakat Sulsel sangat terbuka dan bersikap hangat kepada siapapun, termasuk terhadap dirinya. Awal bertugas di daerah ini, dia selalu dipesan bahwa Sulsel termasuk daerah zona merah, rawan konflik, rawan perpecahan dan lain sebagainya.
"Namun setelah saya masuk kesini dan melakukan pendekatan secara religius agama, kemudian dengan sikap rendah hati dan penuh empati, ternyata masyarakat Sulsel sangat lemah lembut dan terbuka kepada siapapun," ungkap Umar Septono.
Inti dari kesemua itu, jelasnya lagi, adalah bagaimana membangun komunikasi yang baik dan bersikap saling menghargai serta saling menghormati. Dan yang terpenting, sebagai aparat patutlah mendekatkan diri kepada masyarakat melalui pendekatan yang baik.
"Kita sebagai aparat, harus bersikap rendah hati kepada masyarakat. Sebab mereka haus perhatian dan kasih sayang," ujar mantan Kapolda Sulsel ini sembari mengakui jika dirinya akan senantiasa rindu dengan kuliner khas Sulsel.
"Selain makanan di Sulsel enak-enak, saya juga sangat terkesan dengan kehidupan masyarakat disini yang begitu harmonis dan religius. Intinya, masyarakat Sulsel sangat terbuka kepada siapapun. Semuanya pasti diterima dengan baik, sepanjang dimana bumi dipijak, disitulah langit kita junjung," pungkasnya. (*)