SOROTMAKASSAR -- Palu. Badan PBB Pangan dan Pertanian (FAO) mengajak nelayan di Palu dan Donggala bangkit kembali setelah gempa dan tsunami mengganggu mata pencaharian mereka. Masyarakat yang bermata pencarian di laut, diperkirakan sebanyak 20.000 nelayan akan menerima peralatan memancing.
“Nelayan kecil yang diutamakan mendapatkan bantuan agar mereka kembali berkegiatan menangkap ikan,” kata Etwin dari FAO saat berbincang-bincang di acara Palang Merah Indonesia Nolelei di Studio Radio Nebula 101 FM di Jalan Rajawali, Rabu (7/11) malam.
Di acara dengan topik Nasib Nelayan Pasca Gempa yang dipandu Alif dari PMI dan Nana Rachman dari Radio Nebula, juga menghadirkan dua pembicara lainnya, Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng, Hasanuddin Aco dan Koordinator Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan Sulteng, Yusri M.
Menurut Etwin, sampai sekarang masih didata penerima manfaat dan sedang diproses menggunakan data statistik kabupaten dan kota. Dari pendataan itu akan ditentukan nelayan yang membutuhkan apa, termasuk bila rumahnya rusak.
“Khusus relokasi nelayan, perlu dibicarakan para nelayan dan pemerintah setempat. Sebab akan menjadi masalah bila para nelayan direlokasi jauh dari bibir pantai,” kata Etwin.
FAO) melihat sejumlah wilayah mengalami kerusakan, terutama rumah dan jalan. Tak hanya itu, area persawahan juga porak-poranda karena gempa dan tsunami. Sehingga, beberapa masyarakat belum bisa bercocok tanam atau memproduksi bahan makanan. Keluarga di Sulawesi Tengah sangat bergantung pada kegiatan pertanian dan perikanan.
"Bagi banyak mayoritas penduduk, ini adalah satu-satunya sumber makanan dan pendapatan mereka. Dengan bencana ini mereka kehilangan mata pencaharian," ujarnya.
Untuk masyarakat yang bermata pencarian di laut, rencananya sebanyak 20.000 nelayan akan menerima peralatan memancing.
Pemberian fasilitas ini diharapkan dapat terealisasikan secara merata di daerah Donggala, Sigi, Palu, dan Parigi Moutong.
Yang mengalami kerusakan, beberapa fasilitas perikanan dan akuakultur, termasuk pembenihan ikan, tempat pendaratan kapal dan peralatan memancing juga telah rusak parah.
Namun, saat ini pihak FAO menuju tahap recovery untuk membantu masyarakat yang terdampak.
"Saat ini kami sudah mulai kegiatan recovery dengan menempatkan petugas-petugas di lapangan untuk memverifikasi data penerima bantuan dari petani dan nelayan," ujarnya. MAN