SOROTMAKASSAR -- Mamasa. Sesuai laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam sehari pada Kamis (08/11/2018) tercatat telah terjadi gempa tektonik sebanyak 15 kali yang hampir setiap jam mengguncang wilayah Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.
Informasi yang diperoleh dari data di laman resmi BMKG menyebutkan, sejak pukul 02.36 WITA pada Kamis (08/11/2018), tercatat sudah terjadi 15 kali gempa bumi yang dirasakan di wilayah Mamasa dan berpusat di darat maupun di laut, dengan magnitudo bervariasi.
Update terakhir dari BMKG, pada pukul 20.56 WIB atau 21.56 WITA, terjadi gempa bumi berkekuatan 4 Magnitudo atau Skala Richter yang berpusat di darat 19 kilometer (km) tenggara Kabupaten Mamasa, di kedalaman 10 km.
Kekuatan gempa bumi 4 Skala Richter ini, menurut BMKG dirasakan MMI (III) hingga Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara, dan Kota Palopo.
Kemudian pada sekitar 16 menit sebelum gempa bumi 4 SR itu, BMKG juga mencatat terjadi gempa 5,1 Magnitudo, pusat gempa berada di darat 11 km Timur Laut Mamasa, dan dirasakan MMI (IV) di Kabupaten Mamasa, Mamuju,Tana Toraja, Toraja Utara, Majene, Polewali Mandar dan Pasangkayu.
Kepada wartawan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BMKG Wilayah IV Makassar, Joharman menjelaskan, gempa tektonik di Mamasa terjadi akibat sesar Saddang yang mulai aktif.
“Untuk wilayah Mamasa dan sekitarnya memang sesar Saddang lebih dominan mempengaruhi aktifitas tektonik di daerah itu,” katanya.
Menurut Joharman, dalam beberapa waktu, terhitung cukup jarang gempa bumi terjadi di wilayah Mamasa, namun belakangan sesar Saddang ini mulai aktif dan menyebabkan gempa yang cukup besar dan disertai banyak gempa susulan. (*knc)