SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Tim dari Unismuh Makassar meraih juara 1 pada lomba essai Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tingkat Provinsi Sulsel yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI Perwakilan Sulsel, Selasa (30/07/2019) di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel.
Pada even ini ada sepuluh perguruan tinggi negeri dan swasta yang lolos tahap seleksi, kemudian sepuluh perguruan tinggi tersebut mempresentasikan masing-masing essai dari kampusnya.
Hasil penilaian dewan juri, tim Unismuh Makassar menjadi juara pertama mengalahkan utusan dari kampus lain diantaranya Unhas, UNM, UMI serta UIM Makassar.
Demikian laporan Tim LKIM-PENA Unismuh, Itmal saat melaporkan kepada Rektor Unismuh Makassar, Prof Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE, MM di ruang kerjanya, Kamis (01/08/2019) pagi.
Saat memberikan laporan, hadir dua mahasiswa yang menjuarai even itu yakni, Muhaikal dari Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris serta Wulandari Sideng dari Prodi S1 Pendidikan Matematika.
Pada lomba tahun sebelumnya tim dari Unismuh Makassar hanya meraih juara 3 dan kerja keras serta dukungan dari kampus sehingga Unismuh Makassar berhasil menjuarai even tersebut.
Rektor Unismuh, Prof . Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE, MM pada kesempatan itu mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas prestasi yang mengharumkan kampus.
Arah kebijakan kampus pada pembinaan mahasiswa difokuskan pada prestasi lewat kompetisi, entah secara lokal, regional dan nasional.
Pembinaan kemahasiswaan lewat kompetisi akan berdampak positif karena selain memberi penguatan keterampilan dan pengalaman kepada mahasiswa juga membesarkan nama kampus.
Tim dari Unismuh Makassar, Wulandari Sideng didepan Rektor mengungkapkan, awalnya ada rasa minder berkompetisi dengan perguruan tinggi yang ternama, tetapi karena bertekad membawa nama kampus sehingga tantangan itu bisa dilewati.
Persiapan penulisan essai dilakukan secara serius dan hasilnya cukup membanggakan bagi kampus karena meraih juara 1 dan mewakili Sulsel pada lomba tingkat nasional PCTA yang rencana diselenggarakan di Bali pertengahan September 2019. (ma’ruf/yahya)
