SOROTMAKASSAR - MAKASSAR.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menekan angka stunting yang masih tinggi di wilayahnya.
Dalam Dialog Interaktif Gizi dan Pencegahan Stunting yang digelar Kamis, 17 April 2025, di Makassar, tercatat prevalensi stunting di Sulsel mencapai 23,3 persen, masih jauh dari target nasional sebesar 14 persen.
Acara ini digelar atas inisiatif UNICEF dan Jenewa Madani Indonesia (JMI), didukung oleh Tanoto Foundation, dan menggandeng berbagai pemangku kepentingan.
Direktur Jenewa Institute, Surahman Said, menekankan pentingnya menyiapkan generasi emas Indonesia 2045 dengan memperbaiki kualitas gizi sejak dini.
“Ketika berbicara SDM, kita tak bisa lepas dari gizi dan pola asuh anak,” kata Surahman.
Ia menyebut, Presiden Prabowo melanjutkan agenda besar Presiden Joko Widodo dalam menanggulangi gizi buruk.
Surahman juga menekankan peran penting media dalam membentuk kesadaran kolektif masyarakat terhadap isu stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar, mengatakan penurunan stunting tak bisa hanya dibebankan pada sektor kesehatan.
“Kita bekerja bersama BKKBN, DP3A, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dukcapil, dan lembaga lain. Isu ini terlalu besar jika ditangani sendiri,” ujarnya.
Menurut Ishaq, perubahan perilaku menjadi kunci utama, mulai dari pola asuh anak, pemeriksaan rutin ibu hamil, hingga edukasi remaja putri tentang gizi dan kesehatan sebelum menikah. Ia menambahkan, edukasi terus digencarkan melalui posyandu dan puskesmas di tingkat desa.
Tahun ini, Dinas Kesehatan Sulsel menargetkan prevalensi stunting turun di bawah 20 persen. “Kalau bisa 18 persen tahun depan,” ujarnya optimistis.
Pemerintah provinsi juga tengah memfinalisasi program insentif bagi tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penurunan stunting.
Gubernur Sulsel menargetkan insentif Rp1 juta per tenaga kesehatan, dengan tambahan Rp500 ribu jika berhasil menurunkan kasus stunting. Program ini menyasar tiga anak per desa di seluruh kabupaten/kota di Sulsel.
Hingga kini, angka stunting di Sulsel turun dari 27,4 persen menjadi 23,3 persen. Pemerintah daerah berharap tren ini terus berlanjut melalui sinergi semua pihak, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar, menandaskan. (Hdr)