SOROTMAKASSAR - PAREPARE.
Tindakan oknum polisi yang menyita puluhan kubik kayu yang turun di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare pada 5 September 2023 lalu, tak diterima baik Baso Rustam selaku pimpinan UD. Hikma. Tindakan aparat yang diduga tak prosedur itu disampaikannya ketika melakukan konferensi pers di Cafe S3 Box, Jumat (8/9/2023).
Sebagaimana diutarakan Elimran yang mendampingi Baso Rustam, kayu asal Kalimantan Timur itu bukan kayu ilegal karena dilengkapi dokumen resmi. Sementara oknum polisi itu bertindak dinilainya tidak sesuai prosedur karena tak memperlihatkan surat perintah.
Mereka menggiring kayu dan dibongkar di tempat usaha di Lapadde, kemudian memasang police line. Namun anehnya, police line itu hanya dipasang sebentar kemudian dibuka lagi. Selanjutnya memberikan Surat Tanda Penerimaan Penitipan Titip Rawat yang diberikan AKP Jayadi Djaya, S.Sos dan diterima Baso Rustam dengan disaksikan Ilham Saputra (polisi) dan Muh. Ilyas.
Baso Rustam menilai tindakan polisi bukan ranahnya untuk memeriksa persoalan kayu itu karena menurutnya itu merupakan wewenang Dinas Kehutanan. Sebab Dinas Kehutananlah yang mengeluarkan dokumen bahwa kayu itu legal.
Menurutnya, kejadian yang dialaminya ini merupakan kejadian yang sering dialami juga pengusaha kayu lainnya. "Biasanya muncul 'deal-deal' yang terkadang memberatkan pengusaha sebab nilainya puluhan juta rupiah," ungkap Baso.
Pengusaha kayu ini jenuh dengan tindakan oknum polisi dari Polda Sulsel yang datang menyita dan menahan kayu dengan dalih mempersoalkan dokumen kayu. "Bukan kami tidak ingin berbagi, masalahnya yang diminta terlalu besar dan mematikan kami sebagai pengusaha," ungkap Elimran didampingi Baso Rustam. (TA)
