SOROTMAKASSAR -- Luwu Utara.
Bupati Luwu Utara (Lutra), Indah Putri Indriani rela menunggu selama empat jam untuk berdialog dengan pengunjuk rasa, mahasiswa yang mengatasnamakan diri Forum Masyarakat Korban Banjir.
Bertempat di Media Centre, Aula I Lagaligo, Bupati Lutra menunggu dari pukul 10.00 Wita hingga pukul 14.00 Wita. Ketika berdialog dengan pengunjuk rasa, Bupati Indah Putri Indriani didampingi Kepala Dinas (Kadis) PUPR Suaib Mansur, Kepala BPBD Muslim Muhtar, Kepala Dinas Sosial Besse Andi Pabeangi bersama jajaran tim teknis.
Dalam dialog itu, Bupati Indah menjawab semua tuntutan pengunjuk rasa yakni, data rumah korban banjir, DTH, penanganan bencana banjir bandang terkhusus normalisasi sungai Masamba dan Radda, pemulihan ekonomi khususnya lahan pertanian yang terendam banjir dan pembangunan hunian tetap serta pembangunan tanggul permanen, biaya sewa rumah, proses penyaluran bantuan dan penggunaan dana tanggap darurat serta lainnya.
Sekadar diketahui Senin (10/8/2020), pengunjuk rasa Forum Masyarakat Korban Banjir Bandang Luwu Utara mendatangi DPRD Lutra, kemudian digelar Rapat Dengar Pendapat (RDP), tapi berlangsung kacau dan tidak menghasilkan apa-apa.
Kericuhan dipicu oleh keinginan pengunjuk rasa agar Bupati Lutra Indah Putri Indriani dihadirkan. Namun, Wakil Ketua II Karemuddin menolak permintaan mereka sambil memukul meja dengan arogan. Akhirnya situasi menjadi memanas dan terjadi kekacauan dalam ruangan paripurna DPRD Lutra.
“Demi kepentingan masyarakat, saya bersedia menunggu empat jam dan semua agenda hari ini saya batalkan demi adik-adik mahasiswa,” kata Bupati.
Koordinator lapangan, Hatta bersama pengunjuk rasa lainnya merasa lega dan puas setelah keinginan warga korban bencana banjir bandang lumpur mendapat jawaban pasti Bupati Lutra.(yustus)