SOROTMAKASSAR -- Riau.
Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Siak Sri Indrapura, Riau, Sabtu (11/05/2019) dinihari sekitar pukul 02.00 WIB terbakar. Diduga peristiwa tersebut merupakan buntut dari kerusuhan yang terjadi sehingga para napi bertindak anarkis dan melakukan aksi pembakaran.

Bukan hanya aksi pembakaran, bahkan kawanan napi sempat membobolkan gudang senjata hingga menembak aparat kepolisian dan selanjutnya melarikan diri. Tercatat sebanyak 648 orang napi kabur dinihari itu, namun sebagian berhasil diamankan petugas dan ada pula yang menyerahkan diri.
Keterangan yang dihimpun media ini menyebutkan, kronologis kejadiannya bermula ketika petugas sipir melakukan razia di sejumlah sel dalam rutan dan menemukan adanya tahanan yang diduga menggunakan narkoba, yakni tiga orang napi laki-laki dan satu orang napi wanita.
Empat napi yang terlibat penyalahgunaan narkoba ini selanjutnya menjalani pemeriksaan oleh personil Sat Narkoba Polres Siak. Setelah dibuatkan BAP, para tahanan itu dikembalikan ke dalam selnya. Namun sebelum dimasukkan ke sel, terjadi pemukulan terhadap napi laki-laki yang dilakukan petugas sipir.
Tindakan pemukulan itu ternyata tidak diterima oleh kawan-kawan napi lainnya dan memicu kemarahan mereka, sehingga terjadilah kerusuhan yang tidak terkontrol dan anarkis serta berlanjut dengan aksi pembakaran di sejumlah titik dalam rutan tersebut.
Saat terjadi kerusuhan, puluhan kali letusan senjata api terdengar, dan bahkan Kasat Narkoba Polres Siak AKP Jaelani dikabarkan tertembak ketika sedang berusaha menenangkan amukan dari warga binaan pemasyarakatan yang tidak terima perlakuan petugas sipir rutan.
Kerusuhan yang terjadi dinihari menjelang sahur itu terasa sangat mencekam. Para napi melemparkan baru ke arah aparat kepolisian dan petugas pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan kobaran api di sejumlah sudut bangunan gedung rutan tersebut. (im/jw)
Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Siak Sri Indrapura, Riau, Sabtu (11/05/2019) dinihari sekitar pukul 02.00 WIB terbakar. Diduga peristiwa tersebut merupakan buntut dari kerusuhan yang terjadi sehingga para napi bertindak anarkis dan melakukan aksi pembakaran.

Bukan hanya aksi pembakaran, bahkan kawanan napi sempat membobolkan gudang senjata hingga menembak aparat kepolisian dan selanjutnya melarikan diri. Tercatat sebanyak 648 orang napi kabur dinihari itu, namun sebagian berhasil diamankan petugas dan ada pula yang menyerahkan diri.
Keterangan yang dihimpun media ini menyebutkan, kronologis kejadiannya bermula ketika petugas sipir melakukan razia di sejumlah sel dalam rutan dan menemukan adanya tahanan yang diduga menggunakan narkoba, yakni tiga orang napi laki-laki dan satu orang napi wanita.
Empat napi yang terlibat penyalahgunaan narkoba ini selanjutnya menjalani pemeriksaan oleh personil Sat Narkoba Polres Siak. Setelah dibuatkan BAP, para tahanan itu dikembalikan ke dalam selnya. Namun sebelum dimasukkan ke sel, terjadi pemukulan terhadap napi laki-laki yang dilakukan petugas sipir.
Tindakan pemukulan itu ternyata tidak diterima oleh kawan-kawan napi lainnya dan memicu kemarahan mereka, sehingga terjadilah kerusuhan yang tidak terkontrol dan anarkis serta berlanjut dengan aksi pembakaran di sejumlah titik dalam rutan tersebut.
Saat terjadi kerusuhan, puluhan kali letusan senjata api terdengar, dan bahkan Kasat Narkoba Polres Siak AKP Jaelani dikabarkan tertembak ketika sedang berusaha menenangkan amukan dari warga binaan pemasyarakatan yang tidak terima perlakuan petugas sipir rutan.
Kerusuhan yang terjadi dinihari menjelang sahur itu terasa sangat mencekam. Para napi melemparkan baru ke arah aparat kepolisian dan petugas pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan kobaran api di sejumlah sudut bangunan gedung rutan tersebut. (im/jw)