SOROTMAKASSAR - JAKARTA.
Selama empat hari, 500 orang delegasi dari berbagai organisasi marga Tionghoa se-Asia Tenggara mengikuti Konferensi ASEAN Chinese Clans Association (ACCA) ke-11 di The Westin Hotel, Jakarta.
ACCA yang berlangsung hingga 11 Desember 2024, kian memperlihatkan peran aktif Komunitas Tionghoa dalam menciptakan kepemimpinan yang berfokus pada edukasi, ketahanan, dan inovasi.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Penasihat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Pusat, Lucas di depan delegasi ACCA ke-11, Senin, 9 Desember 2024.
"Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk berbicara di hadapan anda semua. Hari ini kita berkumpul untuk merayakan warisan dari para leluhur dan menyatukan kekuatan demi membentuk masa depan yang lebih cerah," ujar Lucas
Lucas merasa bangga saat komunitas Tionghoa mengambil peran besar saat pandemi Covid-19. Dengan ketangguhan, persatuan, dan inovasi, komunitas Tionghoa menunjukkan kepedulian dengan memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak.
"Komunitas Tionghoa telah menjadi penggerak ekonomi dan jembatan pertukaran budaya di berbagai negara. Tantangan masa kini memerlukan langkah yang lebih proaktif dalam memastikan bahwa nilai-nilai tersebut diwariskan kepada generasi mendatang," katanya.
Forum ACCA ini juga menyediakan sesi khusus untuk generasi muda untuk mendorong peran penting pemuda dalam melestarikan budaya Tionghoa di kawasan Asia Tenggara.
Konferensi ACCA berlangsung sejak 8-11 Desember 2024 diikuti sejumlah tokoh Tionghoa dari Indonesia, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Vietnam, Singapura, Thailand, dan perwakilan dari Tiongkok.
Mereka yang hadir antara lain Ketua Umum PSMTI Pusat Willianto Tanta, Founder Disway Dahlan Iskan, Founder Podo Joyo Masyhur Teguh Kinarto, dan Sekjen ACCA Kitti Itthiphakorn.
Ketua Umum PSMTI Pusat Wilianto Tanta mengetakan, Konferensi ACCA ini bertujuan mempersatukan seluruh organisasi marga dan komunitas Tionghoa se-ASEAN guna mempererat hubungan yang telah terjalin. (*)