SOROTMAKASSAR -- Maros.
Terkait masalah agama, Kapolres Maros, AKBP Yohanes Richard Andrians, SIK, SH mengakui jika sampai saat ini Polres Maros belum pernah menerima laporan pengaduan tentang penistaan agama.
Hal itu dikemukakannya ketika tampil sebagai salah satu pembicara dalam kegiatan dialog bertema "Agama dan Politik Pasca Moment Pilpres" yang berlangsung Jumat (24/05/2019) malam sekitar pukul 21.55 Wita.
Kegiatan dialog di Warkop Citta Marola Jln Krisant Blok H No.109 Kelurahan Pettuadae, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros ini diselenggarakan oleh PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Maros.
Terkait masalah politik, Kapolres Maros berpendapat bahwa dinamika politik sudah kita alami mulai dari tingkat Pilkades sampai Pemilu4 (Pileg dan Pilpres) dan semuanya berjalan dengan baik serta tidak terjadi gejolak yang berarti.
Sementara Komisioner KPU Maros, Mujaddid, SPd dalam pemaparan materinya menyatakan pihaknya sangat mengapresiasi kinerja dan partisipasi TNI-Polri dalam mengawal kegiatan Pemilu yang berjalan aman.
Sedangkan menyikapi kejadian di Jakarta yang banyak dikaitkan dengan agama dan politik, Mujaddid mengakui patut disyukuri hal tersebut tidak terjadi di Kabupaten Maros, ini karena masyarakat masih memegang teguh prinsip budaya Sipakatau dan Sipakalebbi.
Ketua Umum IMM Maros, Khairan pada kesempatan itu menyampaikan, pihaknya mengangkat tema "Agama dan Politik Pasca Moment Pilpres", karena seolah-olah agama dijadikan momentum dalam kegiatan politik.
"Kisruh yang terjadi di Jakarta, cukup disana saja. Semoga tidak terjangkit sampai di Maros. Sebab tonggak harapan terbesar negara Indonesia dan khususnya di Kabupaten Maros, ada di tangan pemuda," tegas Khairan. (im/jw)
