Petta Puang Mau Jadi Walikota Hingga Tahun 2020 : Strategi Politik Ala Petta Puang ?

Oleh : Rachim Kallo (Bagian IV Habis)
                                      
Tiga tulisan sebelumnya telah mengulas rangkaian  kisah 'Petta Puang Mau Jadi Walikota Hingga Tahun 2020' dan persiapan pentas Pesta Petta Puang yang akan digelar dari tanggal 29 Maret s/d 2 April 2019, di Gedung Kesenian Societeit De Harmonie.
Ketiga tulisan terdahulu dengan topik bahasan 'Petta Puang Tidak Lucu Lagi', lalu 'Petta Puang Tidak Mau Bicara' dan 'Petta Puang Mencoba Jadi Orang Lain', maka di tulisan bagian terakhir ini, kita coba melihat bagaimana Petta Puang Berpolitik ? Apa saja komentar dan tanggapan yang dilontarkan sejumlah sumber ?

Kali ini, Ilham Anwar masih mengaitkan tokoh Petta Puang sebagai tokoh sentral dalam setiap pertunjukan. Nah, apakah itu merupakan bagian dari strategi politik ala Petta Puang ?  

Menurutnya, Petta Puang tidak mesti selalu menjadi tokoh sentral dalam penceritaan. Dia kadang-kadang perlu dibatasi sebagai bingkai cerita saja.

Ketergantungan tinggi pada tokoh Petta Puang, akan membawa kerumitan tersendiri. Petta Puang menjadi status-quo, bila begitu kondisinya.

“Oleh karenanya, mumpung Petta Puang memilih diam, sikon itu menjadi peluang yang baik munculnya tokoh lain yang mungkin akan lebih berhasil mengartikulasi dan mengeksplorasi persoalan rakyat dibanding PettaPuang yang lagi 'sakit gigi'. Itu sekaligus bisa memprovokasi Petta Puang untuk bangkit bicara. Juga karena dominasi dan hegemoni-nya terancam oleh kehadiran tokoh lain,” ungkap Ilham anwar menutup cerita Petta Puang. 

Sementara, sineas Arman Dewarti berpendapat, jadi Petta Puang mendadak bisu karena tidak punya ongkos politik untuk jadi Walikota, "Ha...ha...ha...",  ujar Arman tertawa.

Sementara Uki melihat dari konsep kampanyenya karena mau jadi Walikota.

“Bukan hanya itu, kontennya apa? Mari kita coba memasuki kepada sang penulis naskah, dan bagaimana menterjemahkan di atas panggung,” ucap Jois A. Baso lalu menambahkan, Petta Puang berpolitik, itu anekdot. Banyak politikus hanya karbitan, terpilih karena money politik.

Aspek lain sambung Arifin Manggau, pelukis Idea Petta Puang, mencoba mengungkap fenomena politik saat ini yang boming dengan hoax yang penuh lelucon namun sebagian masyarakat mempercayai itu adalah sebuah keseriusan. Nah bentuk keseriusan itu, Bung Bahar mencoba ungkapkan diatas panggung. Tunggu tanggal mainnya dan saksikan nanti deh !!!

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN