Arsitektur UMI Laksanakan Pengabdian di Sidrap

SOROTMAKASSAR -- Makassar

Dalam rangka melaksanakan salah satu tri dharma pendidikan, yakni pengabdian pada masyarakat, Program Studi (Prodi) Arsitektur Universitas Muslim Indonesia (UMI), memfokuskan kegiatannya di Dusun Tiga Kandiawang, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidrap.

Kegiatan yang dilaksanakan tersebut, menitikberatkan pada diskusi ilmiah yang bertujuan untuk menggali potensi yang ada dusun Tiga Kariawang, yang terdiri dari 80 Kepala Keluarga (KK), yang rata-rata mata pencariannya adalah bertani.

Hal itu diungkapkan, Ketua Prodi Arsitektur UMI, H.Andas Budy, ST,MT, di dampingi Sekretaris Prodi, Baso Asnang, ST, MT, yang ditemui di ruang kerjanya siang tadi (18/02/2019).

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan Prodi Arsitektur UMI di Dusun Tiga Kandiawang, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidrap

Dikemukakan Andas, di dusun Tiga Kariawang, banyak terdapat masalah yang perlu dipecahkan. Salah satunya kondisi masjidnya. Dimana, saat musim panen, masjid dipenuhi dengan serangga. Pasalnya, masjid yang ada, tidak didesain untuk penghawaan buatan, dan tertutup.

Kemudian, hanya mengandalkan AC. Sementara penempatan AC nya tidak sesuai dan tidak terawat. Dan kini konisinya telah rusak. Sehingga diganti dengan kipas angin.

"Ini tidak menyelesaikan masalah, malah memperburuk keadaan. Masjid itu dibangun tanpa ada dasar desain. Sehingga dikhawatirkan, arah kiblat saja tidak sesuai dengan yang ditetapkan. Jadi kondisi bangunan masjid itu sangat tidak representatif untuk beribadah dengan khusyu," terangnya.

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan Prodi Arsitektur UMI di Dusun Tiga Kandiawang, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidrap

Melihat kondisi itu, lanjutnya, pihak prodi Arsitek UMI, berupaya memberikan suatu konsep sehingga masjid itu dapat dimanfaatkan lagi sesuai dengan fungsinya.

Diutarakan lanjut, setelah dilaksanakan studi-studi disekitar daerah tersebut, terdapat beberapa hal yang cukup signifikan terhadap kualitas lingkungan. Terlebih dengan hadirnya 3 (tiga) pabrik penggilingan besar.

Meski hasilnya telah dikirim ke beberapa daerah di luar Sulawesi, termasuk Sumatera, limbah hasil gilingan berupa sekam, cukup berdampak terhadap lingkungan. Karena apabila diadakan pembakaran, asapnya akan menimbulkan polusi udara. Sedang, bila sekamnya di bawa keluar, sepanjang perjalannya, juga memberi dampak polusi.

Untuk itu, kata Andas, Prodi Arsitek yang kini telah memiliki Laboratorium Sains dan Teknologi, yang mampu menangani hal-hal semacam itu, berupaya untuk mengambil sampelnya dan mengadakan penelitian lanjutan, yang nantinya akan menghasilkan suatu produk yang terkait dengan kebutuhan arsitek.

"Hasil produk itu nantinya diharapkan dapat berfungsi sebagai bahan lantai, bahan dinding, atau berfungsi sebagai bahan plafon. Itu yang sementara akan kaji," tegasnya.

Sebab menurutnya, secara visual, sekam yang ada di tempat tersebut, cukup memadai untuk dilakukan produksi secara massal dan kontunyu. Pasalnya, ketiga pabrik besar yang menggunakan teknologi Jepang tersebut, bekerja 24 jam dan mengasilakan limbah sekam yang cukup besar.

"Meski daerah itu hanya panen 2 (dua) kali dalam setahun, pabrik tersebut tetap beroperasi. Karena bahan olahannya tidak hanya berasal dari wilayah setempat saja, melainkan dari beberapa tempat di luar wilayah tersebut," tuturnya.

Berikutnya, dari dialog yang dilakukan, Prodi Arsitektur UMI juga menawarkan beberapa hal, sehingga kualitas lingkungan dusun Tiga Kandiawang tidak menurun. Di antaranya, dari sisi tata ruang, dengan mencoba memberikan konsep Mandi Cuci Kakus (MCK) yang standar. Kemudian, diajukan pula batas-batas desa yang monumental termasuk gerbang-gerbang kuburan dan masjid.

"Tak kalah pentingnya, sesuai degan misi UMI sebagai lembaga dakwah, kami akan menyalurkan alquran, bacaan wirid serta doa yang memiliki arti tulisan latin. Bahkan masyarakat setempat, juga meminta ada wakil dari UMI yang memberikan ceramah agama setiap jumat," ungkapnya.

Diutarakan pula, bahwa respon masyarakat sangat baik. Malah, masyarakat meminta untuk menyertakan bidang keilmuan yang lain guna melakukan pengembangan di desa tersebut. Misalnya, pengelolaan sungai untuk kebutuhan daya listrik dan sebagainya.

"Ini akan menjadi pilot project untuk pengembangan desa-desa berikut sekitarnya," tegas Andas. (zl)

 

 

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN