*Rencana Lelang Mesin Pemintal Sutra di Soppeng dan Wajo
SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Kepala Dinas Perindustrian Sulsel, Ahmadi Akil melaporkan ke Gubernur Sulsel terkait penyelesaian pembangunan dua rumah produksi pemintalan sutra di Soppeng dan Wajo.
Untuk mengembalikan kejayaan sutra di daerah itu, Ahmadi juga melaporkan rencana lelang mesin pemintal.
Menurutnya, rumah produksi pemintalan di Soppeng dan Wajo bukan pembangunan gedung baru, melainkan rehabilitasi berat. Anggaran yang terserap di Wajo Rp 1,5 miliar untuk 2 unit gedung, sedangkan Soppeng Rp 700 juta.
"Ini upaya Pemerintah Provinsi Sulsel untuk mengembalikan kejayaan sutra di beberapa kabupaten, khususnya Soppeng dan Wajo," kata Ahmadi di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (24/2/2021).
Dilaporkan, tahun 2020 sudah selesai pembangunan fisik rumah produksi pemintalan di dua kabupaten yang anggaranya bersumber dari APBD Provinsi Sulsel.
Tahun Anggaran 2021 ini, lanjut Ahmadi, juga mendapatkan alokasi dana DAK senilai Rp 8,7 miliar untuk pembangunan rumah produksi tenun gedogan beserta peralatan tenunnya di Wajo.

Karena Covid-19 di 2020, pengadaan mesin peralatan pemintal diadakan di Anggaran Tahun 2021.
"Insya Allah dalam dua minggu ini akan kami ajukan ke ULP (Unit Layanan Pengadaan LKPP) untuk dilakukan lelang terkait pengadaan mesin itu," sebutnya.
Dua mesin akan beli untuk pemintalan, masing-masing untuk Soppeng dengan kapasitas semi otomatis dan Wajo full otomatis.
Kemudian pengadaan mesin celup nantinya akan meningkatkan nilai tambah kain sutra. Tidak lagi hanya menjual kain putih, tetapi dengan kain berwarna.
"Selama ini menjual kain putih, harapan kita ke depan tidak lagi menjual kain putih. Tetapi kain yang sudah punya warna. Nilai tambahnya akan ada. Insya Allah tahun ini akan terealisasi," harapanya.
"Pak Gubernur berharap ini segera dilaksanakan karena ini kepentingan masyarakat di Sulsel. Khususnya untuk sementara dua daerah ini, yakni Soppeng dan Wajo," tambahnya.
Diketahui Pemprov menyiapkan anggaran Rp 18 miliar untuk mengembangkan sentra sutra. Anggaran ini untuk proses pembuatan sutra, mulai dari budi daya ulat sutra, pembuatan kokon, pemintalan, desain, quality kontrol, pengembangan tenaga ahli hingga proses pemasaran.
Khusus produksi sutra anggaran dari Dinas Perindustrian dialokasikan Rp 11,6 miliar. Sedangkan sisanya dialokasikan Dinas Kehutanan Sulsel. Anggaran dari Dinas Perindustrian ini digunakan membangun rumah produksi yang dilengkapi dengan mesin pemintal, pengembangan SDM, hingga pembangunan rumah kokon.(*)