Tahun 2019, Seluruh Prodi UMI Terapkan Kurikulum KKNI

SOROTMAKASSAR -- Makassar

Peningkatan kualitas dan kompetensi lulusan, minimal dilakukan dengan mendesain kurikulum yang bisa mengantar mahasiswa ke dalam suatu proses belajar yang efektif dan inovatif. Sehingga, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), merupakan hal mutlak untuk di terapkan di seluruh program studi (prodi) yang ada di lingkup Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Demikian disampaikan Rektor UMI, yang diwakili Wakil Rektor I, DR.IR.H. Hanafi Assad, MT, saat memberikan paparan sekaligus membuka kegiatan Lokakarya Kurikulum Jurusan Teknik Elektro (TE) UMI berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), di Hotel Ibis Makassar.

Rektor UMI, yang diwakili Wakil Rektor I, DR.IR.H. Hanafi Assad, MT

Pada kegiatan yang diikuti oleh seluruh dosen dan staf pengajar di Jurusan TE UMI, Hanafi menegaskan, UMI untuk 2019 mendatang, seluruh prodi yang ada dalam lingkup UMI, wajib menerapkan kurikulum berbasis KKNI.

"UMI di tahun 2019 mendatang, sesuai arahan Rektor UMI, bagi seluruh prodi, kurikulumnya harus menganut KKNI, semua harus totalitas. Seratus persen tanpa pengecualian," tegasnya.

Pasalanya, untuk menyongsong era industri 4.0, hal itu akan memberikan jaminan untuk lulusan yang berkualitas. Dimana, dengan penerapan kurikulum berbasis KKNI, tidak akan ada lagi perbedaan kualitas lulusan. Bahkan, dengan pemberlakuan KKNI, setiap lulusan, memperoleh Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang akan menunjukkan secara deskriptif tentang kemampuan dari setiap individu lulusan.

"Standar dan target capaian pasti akan sama. Tinggal bagaimana kita meramu metode pembelajaran efektif dan inovatif yang nantinya akan diterapkan," terangnya

Dekan Fakultas Teknik, Ir.H. Mukhtar Tahir Syarkawi, MT

Kemudian, di tempat yang sama, Dekan Fakultas Teknik, Ir.H, Mukhtar Tahir Syarkawi, MT, mengatakan, kegiatan lokakarya yang dilakukan Jurusan TE tersebut, diharapkan akan memperoleh hasil maksimal. Sebab, senada dengan Wakil Rektor I, lokakarya kurikulum berbasis KKNI tidak bisa ditunda.

"Sesuai instruksi Rektor UMI, di tahun 2019, seluruh prodi yang ada, harus berbasis KKNI. Jadi, lokakarya ini, harus ada hasil dan diberlakukan secepatnya," ujarnya.

Ketua Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Sarjuya, ST, MT, Phd, serta Dr.Sri Suning Kusumawardani, ST,MT, saat memaparkan materi.

Menyangkut persaingan di era industri 4.0, akan semakin ketat dan berat. Maka, setiap individu perlu dibekali dengan kemampuan berinovasi

"Untuk survive, setiap individu harus berinovasi. Agar nantinya, mampu memunculkan teknologi baru. Terlebih bagi setiap lulusan UMI," paparnya.

Suasana kegiatan lokakarya.

Sebab, lanjut Mukhtar, ukuran keberhasilan suatu institusi, terkait dengan cepatnya seorang lulusan terserap di dunia kerja. Maka, sebelum itu, setiap mahasiswa perlu dibekali dengan kemampuan individu yang mumpuni.

"Pengakuan terhadap kemampuan seorang lulusan akan tertuang nantinya dalam SKPI, sebagai ijazah pendamping. Dan, baik buruknya suatu institusi, tergantung jumlah keluaran yang terserap di dunia kerja," jelasnya.

Maka, untuk mencapai hal tersebut, katanya, dibutuhkan komitmen ke UMI an. Antara lain, mengabdi dengan rasa amanah, bersyukur dan berzikir, memperkuat kebersamaan, berusaha memberi pelayanan prima ke stake holder, senantiasa berorientasi ke mutu dan berkesinambungan, serta berorientasi kepada kemaslahatan umat.

Stake holder dari Telkomsel

Selanjutnya, Ketua Jurusan TE UMI, DR.Ir.H. Arif Jaya, MT, mengatakan, dengan penerapan kurikulum KKNI, kompetensi lulusan TE UMI, akan semakin tinggi dan memiliki kriteria spesifik. Sehingga, setiap lulusan akan mudah terserap pada pengguna lulusan (stake holder) yang sebelumnya telah memiliki kriteria dalam sistem perekrutannya.

Ke depan, ungkap Arif, untuk kegiatan pembelajaran, selain dilakukan di kelas, kita juga memfokuskan pada kegiatan lapangan. Sehingga apa yang diharapkan dari kurikulum KKNI tersebut, berdasarkan outcome base education (OBE), yaitu adanya target capaian, akan dapat terpenuhi

"Dengan penerapan KKNI ini, ke depan lulusan kami akan dapat bersaing, baik di tingkat nasional maupun internasional," terangnya.

Stake holder dari PT. Kalla

Mengenai kurikulum, dikatakan, memang terdapat keterkaitan dengan unsur-unsur keilmuan serumpun lainnya. Kesemuanya itu akan diramu dalam kurikulum. Agar, keterlibatan dari beberapa disiplin ilmu yang saling menunjang, nantinya akan saling mengisi.

"Dalam proses pembelajar bahkan penelitian, nantinya akan melibatkan bidang lain yang terkait dan akan saling memberi dukungan. Sehingga, hasil yang diperoleh, bisa termanfaatkan oleh bidang keilmuan lainnya, demikian sebaliknya. Jadi, KKNI ini menargetkan adanya sinergitas antar bidang rumpun keilmuan," tutur Arif.

Foto bersama antara peserta lokakarya dan pemateri dari UGM

Kegiatan lokakarya Kurikulum Jurusan TE UMI berbasis KKNI tersebut, menghadirkan pembicara dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yakni Ketua Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Sarjuya, ST, MT, Phd, serta Dr.Sri Suning Kusumawardani, ST,MT, yang merupakan anggota tim penyusun kurikulum berbasis KKNI Kemenristek Dikti. Selain itu, juga mendatangkan beberapa stake holder, sebagai pemateri, seperti dari Telkomsel dan PT. Kalla group. (zl)

 

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN