Wakaf Info Buat Wartawan (3) : Juru Cerita Tentang Cerita Kehidupan


Oleh : M. Dahlan Abubakar

Albert L. Hester (31 Mei 1932 - 11 April 2019) dan Wai Lan J.To telah menulis sebuah buku yang menurut saya boleh menjadi referensi penting bagi setiap wartawan, selain dua buku yang saya tulis sebelumnya.

Buku yang judul aslinya “Handbook of The Third World Journalists” ini diterbitkan pertama kali oleh The Center for International Mass Communication Training and Research, Henry W.Grady School of Journalism and Mass Communication, The University of Georgia, Athens, Georgia, USA pada tahun 1987.

Tetapi kita di Indonesia tidak perlu galau dengan judul asli buku tersebut karena pada tahun 1997 Yayasan Obor Indonesia atas bantuan “United State Information Service” (USIS) Jakarta telah menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.

Mantan anggota Dewan Pers Abdullah Alamudi, berjasa menerjemahkan buku setebal 280 halaman tersebut. Saya membeli buku ini di Toko Buku Gremedia Matraman Jakarta, 5 bulan setelah cetakan kedua (Mei 1997) diluncurkan ke publik.

Abdullah Alamudi mengakui, seperti dalam pengantarnya, sejauh ini belum pernah ada  buku dalam bahasa Indonesia selain “Pedoman untuk wartawan” yang membicarakan secara lengkap dan terbuka masalah para wartawan di Dunia Ketiga (Indonesia termasuk di dalamnya, MDA), termasuk hubungan tidak seimbang dengan pemerintah/penguasa di negara mereka dan masyarakat setempat.

Inilah mungkin yang membuat buku ini menjadi referensi penting bagi para mahasiswa di Fakultas Komunikasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik berbagai universitas negeri dan swasta dan lembaga-lembaga pers di Indonesia.

“Kehadiran lembaga-lembaga dan perguruan tinggi ini memungkinkan para reporter muda menjadi wartawan yang terampil, terdidik, dan terlatih – orang-orang yang jadi wartawan bukan karena keadaan atau kebetulan,” Abdullah Alamudi menambahkan.

Hanya saja, dalam praktiknya di Indonesia, banyak juga wartawan yang terampil lahir bukan dari lembaga yang disebutkan itu. Mereka berasal dari fakultas non ilmu sosial dan politik atau ilmu komunikasi.

Namun itu tidak menjadi soal, intinya bagaimana seorang yang hendak menjadi wartawan tangguh dan berkualitas dapat belajar otodidak dari buku dan referensi yang ada untuk menambah amunisi pengetahuan dan pemahaman terhadap profesi. Di antaranya, selain dua buku yang saya tulis sebelumnya, juga buku satu ini yang lebih menohok secara teoretis mengenai jurnalisme di Dunia Ketiga. 

Penulis buku ini, Albert L. Hester, pensiunan profesor jurnalisme di Universitas Georgia (UGA), seorang kolumnis, sejarahwan, mantan wartawan surat kabar, dan penulis. Dia menulis lebih dari sepuluh buku termasuk “Kuburan Pilgrim (Jamaah) Injil” : “Situs Sejarah Afrika-Amerika tentang Kuburan Ziarah Injil untuk Afrika-Amerika di Athens, Georgia”, dan “Warisan Abadi : Kabupaten Clarke".

Ia juga tercatat sebagai mantan Anggota Legislatif Georgia Madison Davis dan Alfred Richardson tentang Madison Davis dan Alfred Richardson. Ia menulis “Athena, Georgia, Merayakan Dua Seratus Tahun di Millenium” bersama istrinya Conoly Hester, yang juga seorang penulis dan editor. Dia juga menulis sekitar 200 artikel.

Ketika aktif, Hester adalah seorang profesor emeritus dari Departemen Jurnalisme di Sekolah Tinggi Jurnalisme dan Komunikasi Massa Henry W. Grady. Juga tercatat sebagai Ketua Departemen Jurnalisme dan Direktur Pusat Internasional Cox untuk Pelatihan dan Penelitian Komunikasi Massa, yang dia dirikan. Itu didanai dengan dukungan dari James M. Cox Jr. dan memberikan pelatihan dan penelitian dalam mendukung jurnalisme internasional. Ia pensiun dari Universitas Georgia pada 1997.

Selama kariernya di bidang jurnalisme, Hester adalah seorang reporter dan editor untuk “Dallas Times Herald” di Dallas, Texas, selama 13 tahun. Hester memiliki gelar jurnalisme dari “Southern Methodist University” di Dallas dan gelar master jurnalisme dari “University of Wisconsin” di Madison, Wisconsin, tempat ia juga menerima gelar Ph.D dalam komunikasi massa.

Di dalam buku ini, tandem penulis Hester, Wai Lan J To menyumbang satu tulisan berjudul “Lebih dari Sekadar Melaporkan” (hlm 139). Saya gagal menemukan sedikit pun biodata mengenai penulis yang ini. Di dalam buku ini pun tidak terdapat secuil pun jati dirinya, sebagaimana penulis-penulis lain yang menyumbangkan karyanya tercantum di dalamnya. Namun tulisannya sangat menarik antara lain menyinggung masalah “Jurnalisme Sastra”, “Jurnalisme dan Fiksi”, “Humor”, “Telenovela”, “Struktur Cerita”, dan ”Etika”.    

Hester sendiri menyumbang 9 dari 17 tulisan di dalam buku ini. Tulisan-tulisan Hester tersebar pada halaman-halaman 7 (berjudul “Peran Wartawan Dunia Ketiga"),17 (Masalah Peliputan Dunia Ketiga), 71 (Jurnalisme Revolusioner dan Pembangunan), 85 (Kebutuhan untuk Mengatakannya Secara Sederhana), 109 (Pelaporan Selidikan : Pokok Persoalan dan Metode), 235 (Siaran Radio dan Televisi : Melayani Kebutuhan Pedesaan), 253 (Hubungan Pemerintah-Pers di Dunia Ketiga), dan 263 (Pendidikan dan Pelatihan Wartawan).

Penulis lain yang ‘mendonasikan’ karyanya di dalam buku ini adalah : Jack Lule (1 tulisan), berjudul “Nilai-Nilai Berita Tiga Dunia” (hlm.29). Penulis ini adalah asisten profesor dalam bidang komunikasi di Tulsa University, Tulsa, Oklahoma. Dia menyelesaikan studi doktornya mempelajari berita sebagai mitos.

Jim Richstad (1) berjudul “Memahami Arus Berita Internasional” (hlm.59). Richstad merupakan profesor dalam bidang jurnalisme di University of Oklahoma, Norman, Okke. Dia berpengalaman luas dalam melatih para wartawan Asia, Pasifik, dan Timur Tengah. 

Vernon A Stone (2) berjudul “Menulis Berita untuk Radio/Televisi” (hlm.171) dan “Merangkum Berita untuk Radio/Televisi” (hlm.207). Penulis ini merupakan profesor dalam bidang jurnalisme di University of Missouri, Columbia, Mo. Spesialisasi dan pengalamannya di siaran radio dan televisi.

Mahmoed Abdel Aziz (1) berjudul “Pelaporan Masalah Lingkungan” (hlm. 121). Pria berdarah Arab ini merupakan seorang penulis masalah sains dan lingkungan hidup harian ‘Al Alhram’, Kairo, Mesir, sebuah surat kabar sangat berpengaruh di negara tersebut. Laporan-laporannya dikenal sangat mendalam.

Edith Nkwazema (1) berjudul “Meliput Peran Wanita di Dunia Ketiga” (hlm.127). Dia merupakan penulis “News Agency of Nigeria” dan memiliki banyak pengalaman praktis dalam melaporkan suatu peristiwa melalui berita.

Warren K Agree (1) berjudul “Tinjauan Soal Menyunting” (hlm.157) adalah profesor dalam bidang jurnalisme di University of Georgia dengan pengalaman profesional bertahun-tahun. Dia pernah memperoleh beasiswa Fulbright untuk memberi kuliah di Portugal.

Begitulah buku ini ditulis oleh mereka yang memiliki kompetensi tidak diragukan dalam bidangnya yang didukung oleh referensi yang sangat spektakuler.

Juru Cerita Tentang Cerita Kehidupan  

“Anda adalah seorang reporter dan buku ini untuk Anda,” begitu kalimat pertama pengantar Hester di dalam bukunya.

Pekerjaan seorang reporter adalah juru cerita mengenai cerita tentang kehidupan. Anda berhadapan dengan unsur-unsur dasar yang penting bagi pria dan wanita – atau sedikitnya Anda harus tahu. 

Reporter memberitahukan kepada mereka mengenai apa yang dilakukan orang lain di dalam masyarakat dan negerinya. Anda menceritakan kepada mereka apa yang sedang terjadi antara mereka dan orang-orang berkedudukan di dalam pemerintahan, bisnis, dan pimpinan pendidikan.

Tugas reporter adalah menceritakan secermat mungkin kenyataan-kenyataan di dalam masyarakat atau kebudayaannya. 

“Jadi reporter agar bersabar, supaya mempunyai pengertian bahwa dia melakukan salah satu dari pekerjaan yang paling sulit di dalam masyarakat, ‘dipukul’ oleh sistem politik (terutama di negara dengan kebebasan yang terkekang, seperti Indonesia pada era Orde Baru, MDA), oleh usaha-usaha swasta untuk memperoleh labar sebesar mungkin, dan bahkan ada kalanya tidak dihormati oleh pembacadan pendengar cerita mereka,” Hester mengingatkan.

Paradoksnya, imbuh Hester, masyarakat modern seringkali tidak memberi imbalan cukup kepada reporter atau penulis tersebut, baik dalam bentuk uang maupun prestise. Dulu mungkin tukang cerita lebih mempunyai status daripada sekarang.  

Reporter dunia ketiga masih mempunyai peran lain, selain pemeran teladan bagi kaum muda, yakni peran yang tidak terlalu dipikirkan wartawan Barat, meskipun adakalanya mereka mempraktikkannya juga. Peran yang dimaksud adalah menyampaikan umpan balik kepada pembuat keputusan yang berdampak pada masyarakat atau bangsa. (Bersambung)
 

Politik

Pendidikan

Opini

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN