Peristiwa Iman Katolik, Mengenang Perjamuan Terakhir Yesus dan Penyiksaan Sehingga Yesus Wafat

SOROTMAKASSAR, LUWU RAYA - Kamis Putih menyisahkan dua peristiwa iman yang penting sesuai ajaran iman Katolik yakni, perjamuan terakhir Yesus bersama 12 muridnya dengan penuh kasih dan keakraban, dan kedua adalah pembasuhan kaki para Rasul oleh Yesus Kristus.

Dalam pembuangan Bangsa Israel di Tanah Mesir, orang-orang Israel merayakan komunikasi simbolik dengan Allah yang mereka yakini dengan tanda menyembelih domba dan menggosokan darah domba pada tiang-tiang pintu,  agar ketika Tuhan lewat Tuhan tahu bahwa inilah rumah-rumah Bangsa Israel yang mesti dilewati. Paskah Tuhan yang sudah mulai dirayakan oleh Bangsa Israel dalam siaran perjalanan mereka menuju tanah terjanji, dan kemudian ditegaskan didalam Paskah Tuhan dimana Yesus sendiri mengorbankan dirinya untuk menebus dosa-dosa kita dan kita terselamatkan.

“Salve, Salve. In Meam Kome Morationem. Perbuatlah ini untuk mengenang daku. Perayaan Hari Kamis Putih menyentuh hati, membasuh jiwa yang kelam dan meneguhkan iman segenap iman umat Kristiani untuk mengarahkan perhatian pada dua peristiwa istimewa. Pertama perjamuan terakhir yang diadakan Yesus bersama murid-muridnya dengan penuh kasih, dan keakraban. Dan yang kedua tindakan pembasuhan kaki. Sebelum pergi ke Bapaknya Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir bersama para murid untuk menyampaikan wejangan dan tindak komunikatif yang kelak menjadi teladan yang dikenang, diperagakan dan dihayati sepanjang masa.

Apa yang dilakukan Yesus dihadapan para Murid menjadi tindakan simbolis yang dikenang di dalam komunikasi publik yang dihayati orang-orang Israel dan Tuhan yang mereka Imani. Yesus mengulangi kata-katanya perbuatlah ini untuk mengenang daku.

“Perkataan ini berkaitan erat dengan tindakan konsekrasi yang dilakukan saat perjamuan kudus yakni ketika Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkan roti serta tindakan Yesus mengambil cawan sebagai tanda perjanjian baru yang dimeteraikan dengan darahnya sendiri untuk membasuh dosa-dosa kita. Tindakan ini selanjutnya menandai lahirnya sakramen ekaristi kudus.

Yesus melakukan tindakan istimewa sebagai guru agung yang menggetarkan hati para Murid, ketika ia membungkuk ke bawah lalu membasuh kaki murid-murid.

Tindakan Yesus tersebut menjadi contoh pelayan yang penuh kasih dan rendah hati yang kelak menjadi penciri murid Tuhan dalam interaksi sosial bersama sesama. Dan hal tersebut menjadi contoh bagi umat manusia.

Di perayaan Jumat Agung umat Katolik di Paroki Siti Maryam Saluampak di wilayah 2 (dua) tampak begitu khidmatnya mengikuti jalan salib hidup yang diperagakan Orang Muda Katolik (OMK), Jumat 29 Maret 2024.

Suasana ikut mengharukan kala kisah sengsara kematian Yesus Kristus diperankan Orang Muda Katolik (OMK) di Gereja Katolik Stasi Tete Uri menuju ke Gereja Katolik Stasi Mangkallang lewat jalan salib hidup.

Injil Yohanes itu diperagakan terlebih dahulu pada misa Kamis Putih sehari sebelumnya. Ini  dikenal dengan Perjamuan Terakhir yang Yesus lakukan bersama muridnya lewat cawan anggur yang melambangkan darahnya, dan roti tak beragi yang melambangkan tubuhnya.

Provinsial MSC Indonesia, Pather Samuel Maranresy, MSC memimpin misa Jumat Agung

OMK Paroki Siti Maryam Saluampak Wilayah 2 (dua) dalam peran jalan salib hidup itu mengisahkan bagaimana perjalanan hidup Yesus Kristus dahulu saat diadili dan dihukum mati sembari disiksa oleh prajurit-prajurit Romawi. Bahkan, hingga Yesus wafat disalib yang sebelumnya dipikul oleh-Nya.

Aksi ini turut menyita perhatian umat yang hadir saat ikut jalan salib. Umat tumpah rua mengikuti hingga finish di halaman Gereja Stasi Mangkallang
sebagai lokasi Bukit Golgota.

Adapun jalan salib dimaknai sebagai kisah sengsara Yesus Kristus dari Yesus ditangkap hingga Yesus dimakamkan.

Misteri kesengsaraan Yesus diperankan Orang Muda Katolik sangat menarik disaksikan. Para lakon lainnya juga memainkan peran masing-masing dengan sungguh-sungguh sehingga terkesan tidak dibuat-buat adegan-adegan yang dipentaskan.

Mereka menjalankan tahap demi tahap. Panas matahari yang menyengat kulit tak mereka hiraukan. Mereka tetap fokus menyukseskan jalan salib hidup itu.

Rangkaian perhentian dari pertama hingga 14 mereka sukses lakukan. Suasana tampak khusuk saat itu. Semua umat larut dalam suasana Jalan Salib Hidup tersebut.

Provinsial MSC Indonesia Samuel Maranresy, mengaku bersyukur kegiatan Jalan Salib Hidup berjalan sesuai dengan rencana dari awal.

“Saya sangat berterima kasih semua pemeran semua pihak, orangtua, umat karena sangat mendukung kegiatan Orang Muda Katolik (OMK) Wilayah 2 (dua). Kegiatan ini juga sangat didukung oleh Pastor Paroki. Terima kasih untuk semuanya,” tuturnya.

Samuel mengharapkan semua OMK bisa membawa pesan semangat Yesus Kristus kepada semua orang.

“Anak-Anakku OMK semua diharapkan agar membawa semangat Kristus. Bukan hanya bawa saat Paskah tapi setiap saat harus dikabarkan kabar sukacita tersebut. Karena kalian orang muda adalah tonggak gereja. Butuh peran orang muda,” jelas Provinsial MSC Indonesia.

Pewarta: Yustus

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN