SOROTMAKASSAR - SINJAI.
Pemerintah Desa Lamatti Riattang, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai melaksanakan panen perdana jagung hibrida bertempat di Dusun Saharu, Jumat (03/03/2023).
Kegiatan ini merupakan hasil inovasi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Matajang yang merupakan binaan Desa Lamatti Riattang. Panen perdana ini dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Sinjai H. Kamaruddin, perwakilan dari Inspektorat Sinjai Rahman, Kapolsek Bulupoddo AKP Ambo S, pendamping desa dan para petani setempat.
Kepala Desa Lamatti Riattang Nasrullah mengungkapkan, penanaman jagung ini merupakan inisiasi dari Bumdes Matajang yang ada di desanya dengan membantu petani pemilik lahan mulai dari bibit, pengadaan pupuk hingga racun.
"Selama ini banyak petani yang punya lahan tapi tidak mampu untuk memodalinya sehingga Bumdes hadir untuk bagaimana lahan ini bisa dimanfaatkan untuk menanam jagung," jelasnya.
Hasil dari panen jagung ini dikelola oleh Bumdes dan hasil dari penjualannya diserahkan kembali ke petani yang memiliki lahan sesuai harga di pasaran.
Dalam panen jagung hibrida dengan varietas F1 Super Bisi 321 ini berada di luas lahan 10 hektar dengan jumlah petani sebanyak 28 orang.
Setelah dilakukan ubinan produksi jagung hibrida ini menghasilkan 12,8 ton perhektar jagung pipil kering panen.
Sementara itu, Kadis TPHP Sinjai H. Kamaruddin memberi apresiasi terhadap inovasi Bumdes Matajang yang melaksanakan usaha pengembangan jagung.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pemkab Sinjai dalam rangka mencapai target swasembada jagung.
"Pengembangan jagung ini juga merupakan program dari Kementerian Pertanian yang selama ini banyak memberikan bantuan bibit jagung," jelasnya.
Pihaknya juga merasa bersyukur karena produksi yang dihasilkan bisa mencapai 12 ton per hektar. Jumlah ini dinilai sangat tinggi terlebih harga jagung sekarang berkisar 3.500 hingga 5.000 rupiah per kilogram.
"Komoditi jagung selama dua tahun terakhir ini sudah mulai diminati oleh petani karena harganya selalu stabil. Jika hasil produksi 8 ton per hektar dengan harga 4 ribu rupiah/kg maka hasil penjualan bisa mencapai 32 juta per hektar," bebernya.
Iapun berharap dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Bumdes Matajang ini bisa mendorong bagi petani lain untuk memanfaatakan lahannya dengan mengembangkan komoditi jagung. (adz)