Lions Club Rehabilitasi Dua Sekolah Rp 2 Miliar, Masyarakat Tionghoa Sumut Sumbang Logistik

SOROTMAKASSAR -- Palu. “Rehabilitasi sekolah yang rusak akibat bencana harus menjadi prioritas, karena keberlangsungan pendidikan merupakan amanat undang-undang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa secara berkeadilan. Dalam hal ini termasuk pendidikan di daerah bencana harus terus berjalan,” kata Gubernur Distrik B2 Lions Club, Peter Gozal.

Hal itu dikemukakan kepada wartawan usai menyerahkan bantuan kepada Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola didampingi Sekdaprov, Hidayat Lamakarate di rumah jabatan gubernur, Kamis (8/11) petang.

Sedianya penyerahan bantuan itu dihadiri pula Gubernur Distrik B1, Willy S Dharma, namun karena pesawat Garuda yang ditumpanginya harus ke Balikpapan karena cuaca buruk, tak bisa mendarat di Bandara Mutiara Sis Aljufri.

Hadir pula Presiden Lions Club Palu Maleo, Rudy Wijaya, Lion Harris Abdullah, Lion Rizal Tjahjadi, dan beberapa lion lainnya yang ada di Palu.

Menurut Peter Gozal, Lions Club menyerahkan bantuan Rp 2 miliar untuk dimanfaatkan merehabilitasi dua sekolah yang rusak akibat gempa. Bahkan disarankan kepada gubernur, dua sekolah yang direhab satu sekolah Islam dan satu sekolah Kristen.

“Terserah Pak Gubernur yang memilih sekolah yang rusak di daerah mana nantinya yang akan direhabilitasi. Kami berharap program ini diprioritaskan sehingga anak-anak dapat kembali belajar di sekolah yang nyaman,” kata Peter Gozal kepada Longki.

Longki dan Hidayat pun langsung membicarakan calon sekolah yang bakal direhabilitasi tersebut. Kemudian, gubernur juga mengucapkan terima kasih kepada Lions Club yang peduli terhadap pendidikan di daerahnya yang terdampak gempa.

Menurut Peter Gozal, kerawanan sekolah-sekolah rusak, terjadi karena sekolah tersebut berada di lintasan lempengan rawan gempa. Atau mungkin ada di posisi yang sudah pernah terkena bencana.

Karenanya, ia berharap, ke depan ada rehabilitasi dan pendirian sekolah baru yang tahan bencana. Seperti bangunan sekolah yang tahan goncangan gempa yang kuat, serta dua pintu dalam satu kelas, dan ruang lalu lintas evakuasi juga harus tersedia.

“Dalam pengurangan risiko bencana di sekolah rawan gempa saat ini, perlu dikoordiinasikan dengan perguruan tinggi, sehingga turut tanggap darurat atas potensi bencana di daerahnya masing-masing,” jelasnya alumni Arsitek Universitas Hasanuddin itu.

Bahkan, ia menilai pemerintah juga perlu memberikan pelatihan dan modul antisipasi rawan bencana kepada guru-guru. Kemudian, pemerintah perlu mengintegrasikan pengetahuan pengurangan risiko bencana ke dalam kurikulum.

Karena daerah ini kerap kali disebut rawan gempa, menurutnya, siswa mulai jenjang SD hingga SMA perlu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, untuk menyelamatkan diri saat terjadi bencana. Kebijakan ini akan memberi pelajaran penanggulangan bencana di sekolah.

Dalam kesempatan itu pula, masyarakat Tionghoa Sumatera Utara menyerahkan bantuan logistik kepada gubernur. Bantuan yang diserahkan Juswan Tjoe antara lain berupa beras, gula, minyak goreng, dan mi instan.

Menurut Juswan, masyarakat Tionghoa Sumut kali ini yang kedua kalinya memberikan bantuan logistik dan kali ini diserahkan langsung. Bantuan logistik yang pertama diserahkan melalui Aksi Tanggap Cepat dan langsung menyalurkannya kepada warga di Palu, Sigi, dan Donggala.

Perwakilan Masyarakat Tionghoa Sumut yang ke Palu adalah Heryanto, Wagimin, Irwan Y Arifin, Ardjan Leo, Tomi Wistan.

Sebelum bertemu dengan gubernur, mereka sempat menyaksikan kondisi di pantai dan daerah Balaroa. MAN

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN