Pusat Kajian Pariwisata dan Kebudayaan Unhas Gelar Seminar Menuju Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan 2023

SOROTMAKASSAR -- MAKASSAR

Pusat Kajian Pariwisata dan Kebudayaan Universitas Hasanuddin (Unhas) bersama Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Kesenian Dan Kebudayaan Sulawesi Selatan (Lapakkss), Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara dan Yayasan Aksara Lontaraq, sukses menyelenggarakan seminar kebudayaan bertema 'Menuju Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan 2023 : Menemukenali Nilai-Nilai Budaya Sulawesi Selatan dalam Dimensi Kemaritiman' di Aula Mattulada, Kamis (08/06/2023) siang tadi.

Kegiatan yang dibuka Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, MSc, ini dihadiri Anggota DPD MPR RI Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM, Dekan FIB Prof. Dr. M. Akin Duli, M.A., dosen FIB, dosen, anggota Lapakkss, mahasiswa dan beberapa undangan lainnya. Adapun narasumber masing-masing Prof. Nurhayati Rahman MS, Prof. Dr. H. Hamka Naping, MA, dan Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum, dengan moderator Wahyudin SS, MHum, PhD.

Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM dalam sambutannya mengatakan ucapan terimakasihnya secara pribadi kepada Rektor Unhas.

"Atas nama penanggungjawab kongres saya mengucapkan terimakasih kepada Rektor Unhas yang telah memfasilitasi terselenggaranya kegiatan seminar ini. Diantara kesibukannya, beliau masih menyempatkan diri membuka acara seminar ini. Ini membuktikan bahwa Rektor memiliki komitmen budaya yang jarang dimiliki petinggi daerah," ucap Pansus di DPRD Sulsel untuk nomenklatur Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan sulsel pada masanya.

Ajiep mengungkapkan, selaku fasilitator, kegiatan kongres yang akan diselenggarakan ini, digagas mulai di tahun 2022 lalu, dengan dasar kesadaran bahwa pemerintah terlebih pemerintah daerah, memiliki kebijakan yang jauh dari faksi budaya utamanya budaya lokal.

"Rencana pembangunan nasional secara 2045 yang menentukan arah perjalanan bangsa, apakah kita tetap ber-Indonesia 100 tahun yang akan datang? Siapakah potret diri kita atau indonesia ke depan ini? atau apakah budaya Sulsel masih mengenali budaya maritim? Untuk itu melalui FIB sesuai dengan visi dan misinya, dapat diperoleh informasi dan bahan-bahan rumusan tentang budaya sulsel atau pun budaya Indonesia ke depan," terangnya.

Ajiep mengharapkan, dengan seminar yang dilaksanakan, maka pantia kongres mendapatkan rumusan-rumusan dengan pikira-pikiran tentang budaya maritim yang dapat mendorong serta memfasilitasi pembangunan manusia Indonesia ke depan.

"Apakah kita masih memiliki kalimat pelaut yang tangguh. “kualleanna tallanga natoalia” sebuah nilai yang sekedar diucapkan lebih baik tenggelam dari pada balik ke pantai, tetapi tidak memiliki persiapan, kompetensi, tentang bagaimana melihat bintang-bintang untuk berlayar atau bisa membaca ombak yang akan menenggelamkan perahunya dengan kekuatannya. Apakah hal-hal seperti ini masih ada yang terumuskan di budaya maritim kita? Bagaimana kehidupan nelayan dan masyarakat pantai yang secara sosiologis yang mana terbelakang ekonominya dibandingkan masyarakat agraris? Karena fakta menunjukkan bahwa kabupaten-kabupaten kepulauan atau wilayah pesisir, geopertumbuhannya lebih tinggi dibanding kota daratan. Jadi kata kuncinya adalah manusianya," tutur Ajiep Padindang.

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN