Jurnalis Harus Siap Hadapi Dampak Distrupsi Media

SOROTMAKASSAR - MAKASSAR.

Pandemi Covid-19 tidak hanya menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan, akan tetapi juga memberikan percepatan terjadinya distrupsi media, yang mendorong  penggunaan platform digital yang sangat pesat dibandingkan media utama atau media mainstream.

Demikian diungkapkan oleh Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat, Nurjaman Mochtar ketika memberikan sambutan pada pembukaan Safari Jurnalistik PWI kerjasama Astra, yang dilaksanakan di Makassar pertama kali pasca masa pandemi Covid-19.

Nurjaman mengatakan, para wartawan yang masih fokus pada peliputan harus bersiap-siap menghadapi destrupsi media, karena hanya dalam jangka 2 tahun saja distrupsi media terwujud begitu cepat yang diramalkan akan terjadi lima tahun lagi, namun justru bisa terwujud dalam dua tahun terakhir sejak masa pandemi.

Masyarakat saat ini banyak disuguhi berita melalui platform New media, yang ditandai dengan makin berkembangnya konten digital melalui youtube atau media sosial lainnya. Hampir 75 persen berita saat ini berasal dari media sosial, sehingga media utama hanya berperan 25 persen sebagai sumber berita.

Dampak dari distrupsi media harus segera diantisipasi oleh para jurnalis agar tidak ketinggalan jaman dalam melakukan peliputan.
Menurut dia, di era digital saat ini semua orang  berfokus pada smartphone sehingga sumber informasi utama kini bergeser pada platform digital mulai dari nonton tv, radio hingga berita-berita yang diakses melalui kanal digital.

Era media kontemporer akan ditinggalkan sehingga para jurnalis harus menyiapkan diri untuk bisa masuk pada era digital media yang lebih efisien dan efektif.

Safari Jurnalistik PWI kerjasama Astra dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PWI, Atal S. Depari yang mengharapkan, agar para jurnalis di Makassar bisa memetik ilmu dari para narasumber yang menguasai platform media digital.

Juga memberikan sambutan Wakil Ketua Bidang Kerjasama, Arsyad Hakim yang mengatakan, pelaksanaan Safari Jurnalistik di Makassar pasca masa pandemj Covid-19 merupakan sebuah penghargaan dan kepercayaan yang diberikan oleh PWI Pusat bekerja sama Astra.

Safari jurnalistik seperti ini hendaknya berlanjut untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia kalangan jurnalis di Sulsel.

Adapun pemateri antara lain, Head of Media Relation Astra, Regina Panontongan, Koordinator Grup Astra Wilayah Makassar, Suhardi.

Pemateri lainnya adalah Wakil Sekjen III PWI Pusat, Suprapto, Direktur Sekolah Jurnalis Indonesia (SJI) PWI Pusat, Ahmed Kurnia, Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria dan juga workshop media yang dibawakan oleh Merdi Sofansyah.

Pada kesempatan lain, para peserta safari jurnalistik mendapatkan berbagai informasi tentang Astra, masing-masing dari Bapak Boyke serta Ibu Regina dari Astra.
Secara spesifik dijelaskan Ibu Regina bahwa Astra yang dibangun oleh dua orang bersaudara pada tahun 1967, memiliki 330 desa sejahtera, 9 yayasan pendidikan serta 241 perusahaan. Selanjutnya Suhardi sebagai perwakilan Astra di Makassar, yang memiliki tagline, "Semangat bergerak dan tumbuh bersama".

Di akhir sesi pembukaan menampilkan Jamaluddin sebagai penerima award Astra dari Desa Kanreapia, sebagai tempat studi pertanian. Diawali dengan menghimpun koran bekas dan selanjutnya mengedukasi anak anak di desanya.
Karena kemampuannya membina anak-anak, mengajari membaca dan menjadikan kawasannya menjadi Kampung sayur selanjutnya dikembangkan menjadi Kampung Berseri Astra. (manaf)

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN