SOROTMAKASSAR -- Manila. Film "Bali : Beats of Paradise" ditayangkan dalam serangkaian program film Pride of Southeast Asia di Manila, Filipina Sabtu (24/11/2018) lalu.
Film tersebut mendapat sambutan sangat baik, terlihat dari antusias para penonton yang hadir sampai tidak mendapatkan tempat duduk.
Penonton yang hadir beragam mulai dari diplomat, pelajar, mahasiswa, pencipta lagu, sineas, stasiun-stasiun TV dari 10 negara sampai pemuka agama (suster dan pastur).
Kunjungan Livi Zheng ke Manila dalam rangka memenuhi undangan Southeast Asia Video Festival for Children untuk menjadi Grand Juror dan Speaker.
Salah satu anggota juri dari Indonesia yang diundang adalah Ninik L. Karim, aktris senior yang beberapa kali meraih Piala Citra dan mendapat gelar aktris terbaik pada Festival Film Asia Pasifik tahun 1990.
Sedangkan speaker yang hadir dalam acara tahun ini selain Livi Zheng dari Indonesia adalah Kirsten Schneid dari Jerman dan Mai Sasayama dari Jepang.
"Bali : Beats of Paradise" merupakan film bertemakan gamelan yang disutradarai Livi Zheng yang mengambil kisah nyata sepasang suami istri asal Indonesia yang memiliki mimpi dan berusaha memperkenalkan budaya gamelan Bali di dunia internasional.
Film ini melibatkan musisi terkenal diantaranya Judith Hill, seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu asal California dan I Wayan Balawan, gitaris jazz Indonesia asal Bali yang terkenal dengan Touch Tapping Style.
Diharapkan film dokumenter tersebut dapat menginspirasi para generasi muda di masa sekarang yang berangsur-angsur mulai meninggalkan budaya mereka seiring perkembangan jaman.
Berbagai dukungan dan komentar positif berdatangan dari para penonton yang hadir. Menurut Elvira Yap Go, Festival Director of Southeast Asia Video Festival for Children dan juga Presiden Anak TV, “Bali : Beats of Paradise" karya Livi Zheng, adalah sebuah film dokumenter yang penuh dengan harapan, kecintaan akan budaya musik gamelan yang patut diperkenalkan di dunia internasional.
Film ini layak dijadikan contoh karena film dokumenter tidak selalu harus mengangkat isu sosial yang negatif, film dokumenter bisa menjadi wujud kebanggaan akan kekayaan dan keindahan negara sendiri. Film ini diwarnai dengan ritme cerita yang berirama dan merupakan salah satu film dokumenter terbaik yang pernah ditontonnya.
Indonesia kaya akan beraneka ragam warisan budaya yang harus dijaga, dibanggakan dan dikembangkan oleh generasi muda. Elvira mengucapkan selamat atas hasil karya Livi yang inspiratif.
Ninik L. Karim mengakui ada spirit yang sangat menyala dari diri Livi yang tidak bisa menghambat dirinya untuk membuat film "Bali : Beats of Paradise".
Menurutnya yang menarik dari film dokumenter ini adalah bagaimana Livi mencoba untuk menyatukan kecintaan dan kekagumannya akan gamelan dengan sesuatu yang bisa membawa gamelan itu menerbarkan apinya ke seluruh dunia melalui musik rap karya Judith Hill dan itu menurutnya oke banget.
Dengan kekiniannya, Livi membuat film ini menjadi sesuatu yg menggebrak dan Ninik sangat bangga, kagum dan berdoa supaya Livi lebih maju kedepannya.
Ernie Magtuto, musisi dan pencipta lagu asal Manila, Filipina mengucapkan selamat atas film karya Livi tersebut. Menurutnya, film "Bali : Beats of Paradise" merupakan sesuatu yang sangat menarik dan inspiratif tentang budaya musik gamelan Indonesia.
"Saya berharap ke depannya Livi dapat menciptakan lebih banyak lagi film-film dokumenter lainnya yang memperkenalkan beraneka ragam warisan Indonesia di Asia Tenggara”, katanya.
Seusai acara di Filipina, Livi langsung menuju ke Beijing memenuhi undangan menjadi dosen tamu di Communication University of China. Dalam acara tersebut, Livi juga akan menayangkan film "Bali : Beats of Paradise".
Pada tanggal 8 Desember nanti, Livi Zheng akan menerima penghargaan sebagai Duta Budaya atas karyanya "Bali : Beats of Paradise" di Los Angeles bersama dengan sutradara Crazy Rich Asian, Jon M. Chu dalam acara Unforgetable Gala, acara peghargaan tertua di Amerika yang diberikan untuk tokoh-tokoh Asia. (*pr/jw)