Catatan Pertunjukan Teater “Galigo - Nawanawanna Sawerigading” Teater Satu SMAN I Makassar (Bagian 1)

SOROTMAKASSAR - MAKASSAR

MAGGALI- GALI SAWERIGADING
Oleh. Yudhistira Sukatanya
(Penulis, Sutradara Teater)

Dalam gelap, sekelompok orang dari sisi kiri panggung bergerak pelan memasuki ruangan dan kemudian mengatur komposisi. Lalu lampu-lampu menyinarkan cahaya lemah, menghadirkan beberapa sosok dalam siluet. Musik lamat-lamat mengalunkan, seiringi syair yang dilantunkan oleh seorang Passureq ( pelantun teks-Bugis ):

Yudhistira Sukatanya (Penulis, Sutradara Teater)


Tuling-ngi matu’ ana’ datuE rudu sikke’-ku
Dewata ttaro to sipurio sumange’ lolang
Dewata ttaro doko mellinrung Dewata ttaro limongeng sobbu

Untaian kalimat demi kalimat, kuplet demi kuplet berbahasa arkais Bugis menjadi pembuka cerita, mengantar adegan awal pertunjukan drama dengan titel “Galigo Nawanawanna Sawerigading” ( GNS), skenarionya ditulis Ilham Anwar, dramawan senior yang kian fokus mengelaborasi naskah-naskah Bugis kuno, utamanya La Galigo. Sebagaimana diketahui naskah La Galigo merupakan salah satu karya sastra terpanjang di dunia. Sebuah epik mitos penciptaan kosmologi peradaban Luwu di Sulawesi Selatan. Naskah ini diperkirakan terdiri dari 6000 halaman folio, 300.000 bait. Kali ini Ilham menukil fragmen paling dramatik dari naskah kuno La Galigo, gugatan Sawerigading yang mendesak agar segera dipertemukan dengan kembar emasnya We Tenri Abeng.



Sore itu, Sabtu 5 Juli 2025 di gedung MULO Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan, Teater SATU SMAN I Makassar menjadi penampil pertama mementaskan GNS dalam rangkaian acara Festival “SEMPUGI“ dan Apresesiasi Seni Pertunjukan Berbasis Budaya Bugis.

Dengan gaya penyajian ala opera yang menggabungkan elemen drama dengan musik, vokal, nyanyian, gerak dan tari, GNS tampil di hadapan ratusan hadirin. Sebagian dialog silih berganti dinyanyikan oleh para pemeran dengan iringan musik yang ditata oleh Erwin Sulaeman, cukup apik, meski terbilang sayang karena sang komposer tidak total mengaransemen ritme, melodi dan harmoni Bugis bernuansa kuno.



Plot melodrama GNS relatif mengalir, mudah diikuti karena fokus pada konflik antara karakter yang rerata cukup dikenali oleh generasi kolonial. Meski demikian bagi para generasi Z hingga Alpha, mereka masih wajib lebih teliti “mereka-reka” karakter para tokoh seperti Sawerigading ( Abdullah Muwahhid), We Tenri Abeng ( Aiko Tuffia Dzakirah dan lainnya. Keberjarakan antara teks-teks arkais dengan teks kekinian menjadi hambatan dijembatan komunikasi yang sulit dititi untuk dimengerti.
Ruang imaji penonton coba dihela ikut masuk bergerilya dalam petualangan ungkapan teknik teaterikal yang digarap artistik. Meliuk disela tata artistik panggung yang dikemas minimalis -impresionis oleh Muhammad Afdal Fadli. Abdi Bashit, selaku Konsultan Pertunjukan dan A.Aco Zulsafri Asisten Pengarah Pertunjukan, dengan tekun menjaga kemasan pertunjukan GNS yang mengadopsi simbol-simbol dan ornamen budaya khas Bugis. Keduanya juga menyiasati cara penyampaian ungkapan filosofis dari Sureq Galigo utamanya tentang pemmali ( pantangan ), sumpah yang menyandera anak sang Batara Guru ( M Alfian Ikhsan ) yang berujung kepahitan dan dimaknai sebagai takdir.

Teks yang dihadirkan dalam pertunjukan teater memang tidak selamanya dapat membantu atau memaksa penonton untuk mengerti arti dan maknanya, karenanya bahasa visual, gerak dan bunyi yang spesifik dan khas dapat menjadi hamparan tawaran untuk diapresiasi. Bukankah penonton dapat menonton pertunjukan teater dengan ala menyaksikan film tanpa dialog dan teks. Meski menghadapi hambatan dalam penyampaian makna teks, pertunjukan teater GNS masih tetap dapat menghadirkan bahasa visual, gerak dan bunyi penanda suatu peristiwa untuk dinikmati, diapresiasi, dipahami.

Skenario & pengarah pertunjukan : Ilham Anwar
Konsultan & Supervisi Pertunjukan: Abdi Bashit
Produser : Sulihin Mustafa
Pimpinan Produksi : Hasnawati
(bersambung/rk)

Politik

Pendidikan

Opini

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN