SOROTMAKASSAR - Makassar
Memasuki hari ke 28 Ramadhan 1445 H, Balai Senator Bersama Yayasan Sulapa Eppae melaksanakan Fokus Group Diskusi (FGD), dengan Tema Politik Berbudaya Menyongsong Pilkada Serentak 2024, di Resto Kanrejawa Lt. 2 Jl. Hertasning Baru Makassar, Senin (8/4/2024).
Dr. H. Ajiep Padindang, SE.,MM Anggota DPD RI menghadirkan seniman, budayawan, akademisi, insan pers. Di antaranya, Andi Mahrus Andis, Yudhistira Sukatanya, Andi Abubakar Hamid, Anil Hukmah, Andi Ahmad Saransi, Rusdin Tompo, Suriadi Mappangara, Muh. Ramli S.Nawi, Armin Mustamin Toputiri (penanggap), pun hadir Bahar Merdu (taterawan), Dr. Nurlina Syahrir, M.Hum (koreagrafer/akademisi), Idwar Anwar, Luna Vidya (monolog), Dr. M. Husni, M.Hum (arkeolog), Dr. Sudirman (akademisi), Ahmadi Haruna (wartawan), Syahril Rani Dg. Nassa (penyair Makassar) dan beberapa pengurus LAPAKKSS serta penggiat lainnya.
Sebelum acara diskusi, menampilkan dua maestro musik tradisional Sulawesi selatan, Basri B. Sila dan Haeruddin Dg. Nassa, berkolabaroasi memainkan musik kesok-kesok dengan gentre sinrilik sebagai pengantar memasuki ruangan FGD.
Ketua Yayasan Sulapa Eppae Jamal Andi, S.Sos.,M.Si sebagai moderator pada diskusi sore tadi memberikan pengantar singkat untuk memulai pertemuan itu. Di susul Dr. H. Ajiep Padindang, SE.,MM sebagai Dewan Pembina menyampaikan poin-poin materi diskusi sesuai tema di atas.
Menurut Andi Mahrus Andis (penulis dan penggiat literasi) mengatakan politik berbudaya dari lembaga-lembaga dan institusi kurang menseriusi hal tersebut. Di Sulawesi Selatan sesungguhnya sudah terhimpun filosopi walasuji yang berbentuk segi empat dan terbuat dari bambu yang mempunyai makna.
‘Pemimpin ke depan kita harus berbudaya,”kata Yudhistira Sukatanya. Alasanya, melihat Partai politik saat ini secara umum gagal melahirkan tokoh yang berbudaya. Hal senada di sampaikan Anil Hukmah yang melihat parpol tidak menjalankan kaderisasi sehingga kita tidak melihat kualitas kader, dan hanya jalan pintas. Sementara Rusdin Tompo (penggerak literasi) melihatnya seharusnya parpol harus mengikuti perubahan, dan mencermati sekarang ini kekuasaan sesungguhnya kehausan.
“Perlunya proses kolaborasi untuk mengkawal Pilkada pada Nopember 2024 di Sulsel,”ajak Rusdin Tompo.
Menyikapi tanggapan-tenggapan tadi, Dr.H. Ajiep Padindang, SE, MM mencermati pada Pemilu di Bulan Februari 2024 kemarin, fenomena rusaknya tata nilai dalam budaya politik kita yang ditandai dengan transaksional politik yang massif dan nyata terjadi di depan mata kita, sehingga banyak pakar dan polotisi menyatakan bahwa Pemilu 2024 merupakan Pemilu uang paling brutal sepanjanh sejarah kita sebagai bangsa,”ujar Ajiep Padindang.
“Saat ini kami sedang melakukan kajian tentang prilaku politik masyarakat pada pemilu 2024 dan akan menyusun buku terkait Budaya Politik dan Politik Budaya yang Insyaa Allah akan diterbitkan pada awal Bulan Mei 2024,”kata Ajiep Padindang yang juga Pembina LAPAKKSS.
Tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 18.05 wita, para seniman, budayawan, akademisi maupun dari insan pers masih bersemangat untuk berdiskusi sesuai acara FGD sore ini, namun sesuai jadwal buka puasa ramadhan yang jatuh pada pukul 18.08 wita, oleh Andi Mahrus Andis di daulat memimpin doa sebelum beduk magrib terdengar. Selamat berbuka puasa. (rk)