SOROTMAKASSAR -- Luwu Utara.
Liburannya kali ini tidak semata-mata hanya ingin mengisi waktu luang saja, tapi Bupati Luwu Utara juga ingin lebih mengenal tempat-tempat bersejarah di Makassar Sulawesi Selatan, seperti peninggalan Belanda yang dijadikan museum Benteng Rotterdam.
Bupati Luwu Utara, Hj. Indah Putri Indriani mengajak suaminya yang orang Aceh, Muhammad Fauzi yang terpilih calon anggota DPR RI dari Partai Golkar, dan juga kedua anaknya, Sarah serta Naura untuk berwisata di Benteng Rotterdam yang ditinggalkan Belanda di Makassar, Jumat (07/06/2019).
"Saya sengaja mengajak anak-anaknya dan suami untuk wisata sejarah, agar bisa mengetahui sejarah penjajah Belanda dulu," tutur Indah Putri Indriani.
Kedua putrinya merasa berbahagia bisa melihat penjara dibawah tanah di museum Lagaligo, melihat baju bodo', kapal pinisi, bagang perahu, bendi, dan mengenal hari-hari baik dan buruk untuk turun ke sawah. "Semua ini kita lihat di Museum Lagaligo Rotterdam," ucap Naura, anak Bupati Lutra.
Sekedar diketahui, Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) kala itu, dan nama Ujung Pandang pernah dipakai nama Kota yang sekarang Makassar adalah sebuah Benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo pada jaman penjajahan Belanda, dan letak benteng ini berada dipinggir pantai barat Kota Makassar, Sulsel.
Benteng Rotterdam ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I Manrugau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapari'si' Kallonna.
Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah lihat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin, konstruksi Benteng ini diganti menjadi batu padat yang berasal dari pegunungan Karst yang ada di daerah Maros.
Benteng ini biasa juga disebut oleh orang Gowa-Makassar yakni Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa.
Namun akhirnya Kerajaan Gowa-Tallo menandatangani perjanjian Bungayya, yang salah satu isinya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada penjajah Belanda kala itu.
Saat Belanda menempati benteng itu, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Pimpinan Penjajah Belanda kala itu, Cornelis Speelman sengaja memberi nama Fort Rotterdam untuk mengenang tempat kelahirannya di Belanda dan tempat ini digunakan Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Selain meninjau Benteng Rotterdam, Bupati bersama keluarga menikmati juga panorama laut pantai di Makassar dengan angin sepoi-sepoi. (yustus)