SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Makassar, berhasil mengungkap peredaran gelap narkotika dan obat-obatan (narkoba) jenis sabu dan ekstasi yang diduga dikendalikan oleh jaringan residivis Lapas Bolangi.
Dalam Press Conference pengungkapan peredaran gelap narkotika dan ekstasi di markas Polrestabes Makassar, Rabu (26/12/2018) siang dibeberkan, sejumlah residivis ‘pemain lama‘ disebut terlibat dalam jaringan tersebut, dan berhasil ditangkap ditempat berbeda di Makassar.
Rilis dalam Press Conference tentang jaringan narkoba dari Lapas Bolangi Kabupaten Gowa jenis sabu dan ekstasi ini, dipimpin langsung Kasatresnarkoba Polrestabes Kompol Diari Astetika.
Menurut Diari, pengungkapan narkotika itu berawal saat penangkapan pelaku, perempuan Erlina (38) dan perempuan Santhy (36) di BTN Minasa Upa, pada Kamis (20/12/2018) lalu.
Setelah Erlina dan Shanty diamankan bersama barang bukti sabu-sabu, petugas kemudian mengembangkan dan berhasil mengamankan lelaki Ardi (32), juga di BTN Minasa Upa dengan barang bukti sabu-sabu.
“Barang bukti semuanya berupa delapan paket sabu dan alat isap sabu serta tiga bungkus ekstasi, setiap bungkus berisi 100 biji,” kata Diari.
Kemudian petugas melakukan pengembangan lagi kasus ekstasinya, dan berhasil menangkap lelaki Dian (24) di Rappang, Sidrap, dengan barang bukti 900 butir ekstasi.
“Dian ini kemudian mengaku mendapat barang haram tersebut dari Abang yang berada di Lapas Bolangi Gowa,” jelas Diari.
Setelah dilakukan pengembangan kembali, tambahnya, petugas berhasil menangkap lelaki Trianto Ahmad alias Abang didalam Lapas Bolangi. Ternyata otak ekstasinya itu dikendalikan dalam lapas.
“Abang ini merupakan residivis dan telah divonis 6 tahun. Mereka semua rata-rata residivis, kecuali Ardi dan merupakan pemain baru. Sedang pelaku Dian sendiri, berperan sebagai gudang," tuturnya.
Menurut Kompol Diary, barang bukti yang berhasil diamankan itu rencananya akan diedarkan pada malam tahun baru.(*)
